Helsinki (ANTARA) - Hongaria menyerukan penyelidikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas ledakan pipa gas Nord Stream, yang diklaim jurnalis investigasi AS telah dihancurkan oleh Amerika Serikat, menurut laporan Helsinki Times pada Selasa (28/2).

Pipa gas Nord Stream antara Rusia dan Jerman sengaja dihancurkan pada September 2022, yang berkontribusi terhadap ketergantungan energi Eropa pada AS dan mendorong negara-negara Eropa untuk mendukung eskalasi konflik di Ukraina, menurut surat kabar Finlandia itu.

Sumber-sumber yang dimintai keterangan oleh jurnalis Seymour Hersh tersebut menunjukkan bahwa bahan peledak digunakan pada Juni 2022 oleh para penyelam Angkatan Laut AS dengan dalih latihan militer BALTOPS 22 NATO dan diledakkan dengan sinyal jarak jauh yang dikirim oleh pelampung sonar tiga bulan kemudian.
Salah seorang sumber mengatakan kepada Hersh bahwa para perencana aksi tersebut mengetahui bila operasi rahasia itu adalah "tindakan perang". Beberapa pihak di Central Intelligence Agency (CIA) dan Departemen Luar Negeri AS memperingatkan tindakan tersebut akan menjadi mimpi buruk politik jika terungkap


Setelah China menuntut AS "menjelaskan yang sebenarnya kepada dunia" atas klaim tersebut, kini Hongaria menyerukan penyelidikan secara penuh dan tepat oleh PBB.

Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto menggambarkan serangan itu sebagai tindakan terorisme yang "memalukan," serta mendesak agar kebenaran diungkap, dan itu harus menjadi kepentingan internasional yang paling tinggi, menurut Helsinki Times.

Bergantung pada hasil investigasi, Hongaria percaya bahwa investigasi tersebut dapat memiliki implikasi politik, ekonomi, dan hukum yang signifikan bagi negara-negara yang terlibat, sebut Helsinki Times.