Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengatakan yang paling ditakuti dunia saat ini bukan lagi pandemi atau perang melainkan perubahan iklim yang menyebabkan frekuensi bencana alam dunia naik drastis.
"Apa yang ditakuti oleh dunia saat ini? Bukan lagi pandemi, bukan lagi perang, tetapi yang lebih mengerikan yang ditakuti semua negara adalah perubahan iklim. Dan perubahan iklim itu menyebabkan frekuensi bencana alam di dunia naik drastis," kata Jokowi dalam sambutannya di acara Pembukaan Rakornas Penanggulangan Bencana di Jakarta, Kamis.
Dia menyampaikan Indonesia menempati tiga negara teratas paling rawan bencana. Menurutnya, frekuensi bencana alam Indonesia naik 81 persen, dari tahun 2010 sebanyak 1.945 bencana, melompat menjadi 3.544 bencana di tahun 2022.
"Kita ini tidak hanya urusan banjir, tidak hanya urusan gunung berapi yang meletus, bukan hanya urusan tanah longsor. Yang lebih sering gempa bumi dan bencana alam maupun non alam lainnya yang kita hadapi," kata Jokowi.
Oleh sebab itu Presiden menekankan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menjadi kunci dalam menghadapi bencana alam.
Dia menegaskan pengelolaan prabencana, tanggap darurat maupun pascabencana harus dilakukan dengan baik oleh semua pihak.
Baca juga: Jokowi tindaklanjuti keluhan Kampung Nelayan Tanjung Pasir Tarakan
Baca juga: Presiden Jokowi terima daftar 18 kandidat komisioner KPPU 2023-2028
Baca juga: Presiden saksikan F1 Powerboat dan favoritkan pebalap wanita
Jokowi: Yang ditakuti dunia kini bukan perang tapi perubahan iklim
2 Maret 2023 11:09 WIB
Presiden Joko Widodo. ANTARA/HO-Biro Adpim Kalsel.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: