Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk bersama Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengelar talkshow, teatrikal dan peluncuran buku "Jembatan Emas Tiga Daerah yaitu Yogyakarta - Bangka - Sumatera Barat Menegakkan Kedaulatan Negara (1948-1949)", dalam memperingati Hari Penegakan Kedaulatan Negara.

"Kami sangat mendukung peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang dilaksanakan di Museum Timah Indonesia (MTI) Pangkalpinang," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Perusahaan PT Timah Tbk Anggi Sihaan di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang jatuh pada 1 Maret 2023 ini diisi dengan talkshow, teatrikal dan peluncuran buku dengan tema 'Jembatan Emas Tiga Daerah: Yogyakarta-Bangka-Sumatera Barat Menegakkan Kedaulatan Negara (1948-1949).

Dalam kegiatan ini juga ditampilkan teatrikal yang menceritakan tentang masa-masa pengasingan para Pemimpin Negara seperti Soekarno di Bangka, bagaimana masyarakat Bangka kala itu gagap gempita menyambut kehadirannya dan memberikan dukungan kepada para pemimpin negara untuk Kemerdekaan Indonesia.

"Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang perdana dilaksanakan juga dilakukan peluncuran buku Yogyakarta-Bangka Menegakkan Kedaulatan Negara, 1948-1949 yang ditulis oleh Akhmad Elvian dan Ali Usman," katanya.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Herwanita mengatakan Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara ini merupakan yang perdana setelah Presiden RI Joko Widodo menetapkan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara melalui Keppres Nomor 2 Tahun 2022.

Ia menceritakan tema jembatan emas tiga daerah ini merupakan rangkaian perjuangan para founding father negara Indonesia dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.

"Kita berharap melalui kegiatan ini, semangat generasi muda dan masyarakat kembali menggelora terutama untuk penegakan kedaulatan Negara. Ini juga menjadi momentum untuk mengingat perjuangan para pahlawan," ucapnya.

Dirinya juga mengapresiasi PT Timah Tbk yang telah mendukung kegiatan ini, memfasilitasi pelaksanaan kegiatan di Museum Timah Indonesia Pangkalpinang yang merupakan salah satu tempat bersejarah.

"PT Timah Tbk banyak mendukung mulai dari dana untuk penyelenggaraan kegiatan dan juga memfasilitasi tempatnya di MTI Pangkalpinang. Kita berharap sinergi dan kolaborasi ini dapat terus berlanjut," katanya.

Sejarawan Bangka Belitung Akhmad Elvian mengatakan kegiatan ini menjadi ajang untuk edukasi dan mengingat kembali perjuangan pahlawan Bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Pulau Bangka menjadi salah satu tempat pengasingan para pemimpin negara kala itu, tepatnya di Muntok Bangka Barat. Saat diasingkan di Pulau Bangka para pemimpin negara melakukan diplomasi.

Selama 197 hari mulai dari 22 Desember 1948 - 6 Juli 1949 para pemimpin negara diasingkan ke Pulau Bangka.

"Kedaulatan negara itu tidak hanya dilakukan melalui perjuangan fisik bersenjata, tapi juga melalui jalur diplomasi dan perjuangan fisik bersenjata. Perjuangan fisik bersenjata dilaksanakan di Jawa dan Sumatera, perjuangan diplomasi dilakukan di Bangka," katanya.

"Pesan penting dari kegiatan ini kita mempelajari sejarah dengan benar agar tumbuh kesadaran sejarah pada generasi muda, bahwa republik dibentuk melalui perjuangan fisik bersenjata maupun perjuangan diplomasi," tandasnya.