Pemerintah utamakan penciptaan konsumsi dan pangan berkualitas
1 Maret 2023 23:52 WIB
Arsip foto - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam acara “Inisiasi Bersama Menuju Visi Indonesia 2045: The Future is Now – Collaborative Action to Achieve Indonesia Vision 2045” di Gedung Bappenas, Kamis (9/2/2023). ANTARA/HO-bappenas.go.id/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan pemenuhan kebutuhan pangan serta gizi baik makro maupun mikro diutamakan melalui penciptaan kualitas konsumsi pangan dan gizi yang beragam, bergizi seimbang, dan aman.
“Pembangunan pangan dan gizi selalu menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional,” ucapnya yang dikutip dari akun Instagram @suharsomonoarfa, Jakarta, Rabu.
Pemerintah disebut merumuskan pembangunan pangan ke dalam lima kegiatan prioritas. Pertama adalah peningkatan kualitas konsumsi, keamanan, fortifikasi dan biofortifikasi pangan.
Kedua, peningkatan ketersediaan pangan dari hasil pertanian dan hasil laut secara berkelanjutan. Selanjutnya ialah peningkatan produktivitas dan keberlanjutan sumber daya manusia pertanian.
Keempat, peningkatan produktivitas dan keberlanjutan sumber daya pertanian. Terakhir, peningkatan tata kelola sistem pangan nasional.
Namun, lanjut dia, masih ada isu yang memerlukan penanganan prioritas sebagaimana isu stunting balita.
“Berbagai upaya perlu dilakukan, termasuk pemberian makanan tambahan, fortifikasi maupun biofortifikasi pangan. Langkah tersebut bersifat saling melengkapi dan bersinergi satu dengan lainnya,” kata Suharso.
Biofortifikasi pangan merupakan salah satu perwujudan dari nutrition-sensitive agriculture, di mana sektor pertanian semakin dituntut untuk menghasilkan bahan pangan yang kaya gizi. Biofortifikasi pangan juga disebut bentuk nyata dari kolaborasi lintas pelaku, mulai dari riset genetika, ilmu gizi, pemuliaan tanaman, sampai budidaya tanaman.
“Saya menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang (secara langsung maupun tidak langsung) berkolaborasi dalam pengembangan biofortifikasi pangan di Indonesia, termasuk Kementerian Pertanian, Harvest Plus, International Rice Research Institute (IRRI), kelompok tani, dan pemerintah daerah,” ungkap Menteri Bappenas.
“Pembangunan pangan dan gizi selalu menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional,” ucapnya yang dikutip dari akun Instagram @suharsomonoarfa, Jakarta, Rabu.
Pemerintah disebut merumuskan pembangunan pangan ke dalam lima kegiatan prioritas. Pertama adalah peningkatan kualitas konsumsi, keamanan, fortifikasi dan biofortifikasi pangan.
Kedua, peningkatan ketersediaan pangan dari hasil pertanian dan hasil laut secara berkelanjutan. Selanjutnya ialah peningkatan produktivitas dan keberlanjutan sumber daya manusia pertanian.
Keempat, peningkatan produktivitas dan keberlanjutan sumber daya pertanian. Terakhir, peningkatan tata kelola sistem pangan nasional.
Namun, lanjut dia, masih ada isu yang memerlukan penanganan prioritas sebagaimana isu stunting balita.
“Berbagai upaya perlu dilakukan, termasuk pemberian makanan tambahan, fortifikasi maupun biofortifikasi pangan. Langkah tersebut bersifat saling melengkapi dan bersinergi satu dengan lainnya,” kata Suharso.
Biofortifikasi pangan merupakan salah satu perwujudan dari nutrition-sensitive agriculture, di mana sektor pertanian semakin dituntut untuk menghasilkan bahan pangan yang kaya gizi. Biofortifikasi pangan juga disebut bentuk nyata dari kolaborasi lintas pelaku, mulai dari riset genetika, ilmu gizi, pemuliaan tanaman, sampai budidaya tanaman.
“Saya menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang (secara langsung maupun tidak langsung) berkolaborasi dalam pengembangan biofortifikasi pangan di Indonesia, termasuk Kementerian Pertanian, Harvest Plus, International Rice Research Institute (IRRI), kelompok tani, dan pemerintah daerah,” ungkap Menteri Bappenas.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023
Tags: