Laporan dari China
Beijing tanggapi cuitan Direktur FBI soal asal-usul COVID-19
1 Maret 2023 19:56 WIB
Para pengunjung Museum Anti-COVID-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Sabtu (21/11/2020), menyaksikan diorama yang menggambarkan situasi menegangkan dalam penanganan pasien COVID-19 saat mulai mewabah pada akhir Desember 2019 hingga Januari 2020. ANTARA/M. Irfan Ilmie
Beijing (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri China (MFA) menanggapi cuitan Direktur Biro Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) Christopher Wray di Twitter mengenai kemungkinan COVID-19 berasal dari insiden di sebuah laboratorium di Wuhan.
"Kami telah mencermati laporan tersebut. Saya ingin tekankan dua hal," kata juru bicara MFA Mao Ning di Beijing, Rabu.
Pertama, menurut dia, China selalu mendukung dan berpartisipasi dalam pelacakan ilmiah asal-usul SARS-CoV-2 secara global.
"Kesimpulan ilmiah yang diambil para ahli dari WHO dan China setelah kunjungan ke laboratorium Wuhan bahwa asal-usul pandemi dari laboratorium sangat tidak mungkin," kata Mao.
Bahkan, ungkap dia, saat ini makin banyak petunjuk dari komunitas sains internasional bahwa asal-usul virus dari berbagai sumber di seluruh dunia.
"Banyak yang mengajukan pertanyaan dan perhatian tentang pusat biologi militer AS di Fort Detrick dan di seluruh dunia," ucapnya.
Baca juga: FBI sebut kemungkinan COVID-19 berasal dari laboratorium China
Oleh sebab itu, dia mendesak AS agar bekerja sama dengan WHO dan mengundang para ahli dunia untuk melakukan penelitian di AS yang kemudian membagikan hasil penelitiannya kepada komunitas internasional secara terbuka.
Kedua, lanjut Mao, China menentang manipulasi politik atas isu penelusuran asal-usul pandemi.
"Menempatkan komunitas intelijen pada bidang sains merupakan pertanda yang sangat jelas bahwa masalah tersebut telah dipolitisasi," katanya.
Oleh sebab itu pula dia mendesak agar AS berhenti memolitisasi masalah COVID-19.
Dalam wawancara dengan Fox News, Wray membahas cara FBI menentukan asal mula pandemi tetapi mengatakan detail penyelidikan asal mula COVID-19 masih dirahasiakan.
Wray meyakini Beijing berupaya mengacaukan penyelidikan yang dilakukan AS dan masyarakat internasional lainnya.
Baca juga: Hari pertama masuk sekolah di China diwarnai positif COVID massal
"Kami telah mencermati laporan tersebut. Saya ingin tekankan dua hal," kata juru bicara MFA Mao Ning di Beijing, Rabu.
Pertama, menurut dia, China selalu mendukung dan berpartisipasi dalam pelacakan ilmiah asal-usul SARS-CoV-2 secara global.
"Kesimpulan ilmiah yang diambil para ahli dari WHO dan China setelah kunjungan ke laboratorium Wuhan bahwa asal-usul pandemi dari laboratorium sangat tidak mungkin," kata Mao.
Bahkan, ungkap dia, saat ini makin banyak petunjuk dari komunitas sains internasional bahwa asal-usul virus dari berbagai sumber di seluruh dunia.
"Banyak yang mengajukan pertanyaan dan perhatian tentang pusat biologi militer AS di Fort Detrick dan di seluruh dunia," ucapnya.
Baca juga: FBI sebut kemungkinan COVID-19 berasal dari laboratorium China
Oleh sebab itu, dia mendesak AS agar bekerja sama dengan WHO dan mengundang para ahli dunia untuk melakukan penelitian di AS yang kemudian membagikan hasil penelitiannya kepada komunitas internasional secara terbuka.
Kedua, lanjut Mao, China menentang manipulasi politik atas isu penelusuran asal-usul pandemi.
"Menempatkan komunitas intelijen pada bidang sains merupakan pertanda yang sangat jelas bahwa masalah tersebut telah dipolitisasi," katanya.
Oleh sebab itu pula dia mendesak agar AS berhenti memolitisasi masalah COVID-19.
Dalam wawancara dengan Fox News, Wray membahas cara FBI menentukan asal mula pandemi tetapi mengatakan detail penyelidikan asal mula COVID-19 masih dirahasiakan.
Wray meyakini Beijing berupaya mengacaukan penyelidikan yang dilakukan AS dan masyarakat internasional lainnya.
Baca juga: Hari pertama masuk sekolah di China diwarnai positif COVID massal
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: