Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan terus mendorong ekspor enam komoditas lokal daerah itu, untuk itu kerja sama semua pihak sangat penting untuk mencapai hal tersebut.

"Lampung sebagai daerah bertopang pada pengembangan sektor agraria, telah menghasilkan beragam komoditas unggulan seperti ubi kayu, kopi, nanas, pisang, lada dan tebu," kata Arinal Djunaidi saat rapat koordinasi Kementerian Perdagangan, di Bandarlampung, Rabu.

Gubernur Arinal berharap kerja sama dan kolaborasi semua pihak dalam mempromosikan dan memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara.

Ia mengatakan kinerja ekspor dan perdagangan domestik dari beragam komoditas lokal Lampung telah terbukti mampu menopang perekonomian daerah saat pandemi COVID-19.

Dia menjelaskan untuk mendukung keberagaman ekspor komoditas lokal tersebut, pemerintah daerah juga tengah mendorong adanya hilirisasi produk dari komoditas lokal unggul itu.

"Kami juga tengah mendorong hilirisasi komoditas, contohnya seperti ubi kayu yang memang di ekspor ke beberapa negara untuk pemenuhan industri tapioka, tetapi kita menginginkan tidak hanya tapioka saja tapi ada produk turunan lain yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan nilai jual," ucapnya.

Kalau hilirisasi produk ini berjalan dengan baik, katanya, maka bisa memberdayakan, serta menambah pendapatan UMKM Lampung yang pada tahun 2022 tercatat sebanyak 157.263 usaha mikro kecil menengah(UMKM).

Diketahui Lampung sebagai lokomotif pertanian selain mampu memproduksi komoditas pertanian berupa padi dan perkebunan yang berorientasi ekspor, juga memiliki potensi hortikultura terutama komoditas nanas yang tercatat sebanyak 6.625.875,83 kuintal pada tahun 2020.

Sementara untuk produksi manggis pada 2020 sebanyak 40.565 kuintal dengan Kabupaten Tanggamus yang memiliki produktivitas tertinggi, serta produksi pisang sejumlah 12.089.556 kuintal.

Selain itu pada akhir tahun 2021 Lampung juga telah memfasilitasi ekspor tiga jenis komoditas hortikultura yaitu durian dengan volume ekspor 300 kilogram, manggis sebanyak 3,2 ton, dan rambutan 300 kilogram senilai Rp228 juta.