Kementerian ESDM ajak mahasiswa terlibat langsung manfaatkan EBT
1 Maret 2023 15:47 WIB
Sekjen Kementerian ESDM Rida Mulyana (ketiga dari kiri) pada peluncuran program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 4 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (1/3/2023). ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM
Jakarta (ANTARA) - Kementerian ESDM mengajak mahasiswa terlibat langsung dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) dengan mengikuti program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB).
Sekjen Kementerian ESDM Rida Mulyana pada launching program Gerilya MSIB Batch 4 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, mengatakan program Gerilya sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mengupayakan transisi energi.
"Ada dua isu mengapa kita harus mengupayakan transisi energi. Pertama, untuk kepentingan Indonesia. Saat ini, untuk listrik, 86 persennya dari energi fosil dan suatu saat akan habis. Dengan adanya transisi energi, kita ingin agar kualitas ketahanan dan kemandirian energi nasional meningkat, tidak lagi tergantung energi fosil. Kita punya energi terbarukan dan itu berlimpah. Artinya, kalau kita ingin transisi dari fosil ke nonfosil, sumbernya sudah ada," ujarnya.
Baca juga: Kementerian ESDM: Program Gerilya bantu pencapaian target EBT
Kementerian ESDM dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program Gerilya MSIB Batch 4 sebagai kelanjutan dua batch pada 2021 dan 2022.
Rida mengatakan isu kedua adalah adanya tekanan global bahwa saat ini perubahan iklim dan cuaca susah diprediksi, bahkan di negara tropis seperti Indonesia.
Hal itu, karena adanya pemanasan global, akibat banyaknya gas rumah kaca (GRK) dan membuat suhu Bumi naik, yang tidak saja berdampak pada tinggi permukaan laut yang naik, tetapi cuaca juga tidak dapat diprediksi dan itu sudah dirasakan.
"Sebagai warga bumi, kita juga harus berkontribusi memeliharanya dengan cara ikut menahan agar suhu bumi tidak naik terus dan itu sudah disepakati pada COP 21 lalu, sampai kemudian di G20 isu transisi energi mengemuka. Ujungnya adalah bagaimana kita berkontribusi agar suhu Bumi tidak makin naik, kita targetkan 1,5 derajat Celcius dan untuk saat ini kenaikannya mencapai 1,1 derajat Celcius," ujarnya.
Rida juga mengatakan Kementerian ESDM serius mengupayakan transisi energi. Keterlibatan anak muda tentunya penting bagi estafet transisi energi yang akan dilakukan pemerintah.
"Di satu sisi, adik-adik punya saluran untuk menyalurkan ide maupun hobi. Di sisi lain, pemerintah memiliki kewajiban agar estafet pelaksanaan transisi bisa mulus. Karena pada saatnya nanti, adik-adik ini yang akan menjadi pemimpin negeri. Nanti, semua akan berperan untuk isu ini," katanya.
Rida pun berharap program ini melahirkan aktivis energi bersih dari kalangan generasi muda, sehingga transisi energi tidak hanya sekadar harapan.
"Saya senang, karena adik-adik tidak berangkat dari orang teknis saja, tetapi dari semua bidang ilmu, karena ini harus dirancang tidak hanya oleh engineer, tapi juga harus yang mengerti kebijakan publik dan hubungan internasional," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam menyampaikan program Gerilya akan memberikan pengalaman yang bermanfaat untuk menyiapkan para mahasiswa dalam mengenal dunia kerja.
"Alhamdulillah, hari ini kita bisa meluncurkan program Gerilya MSIB bagian dari program Belajar Kampus Merdeka Batch IV. Program Gerilya ini sangat bagus, dalam arti selain menyiapkan adik-adik mahasiswa untuk mengenal dunia kerja, juga mengantar adik-adik mengenal ekonomi baru, ekonomi berbasis pada renewable energy," ujarnya.
Sedangkan, Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia Brian Dusza mengatakan program Gerilya adalah cara terbaik untuk melibatkan generasi muda dalam upaya percepatan transisi energi.
"Amerika Serikat senang untuk terus menjalin kemitraan yang kuat dengan Pemerintah Indonesia dalam pembangunan masa depan rendah karbon. Program magang Gerilya MSIB 4 merupakan cara terbaik untuk melibatkan generasi muda, generasi pemimpin energi Indonesia selanjutnya, dalam mengatasi tantangan dan mengoptimalkan peluang transisi energi," tuturnya.
Senada, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan program transisi energi membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, utamanya dalam mempersiapkan SDM yang mumpuni guna memberikan dukungan bagi industri PLTS dalam negeri.
"Gerilya merupakan program kolaborasi pentaheliks, yang melibatkan pemerintah, BUMN/swasta, akademisi, masyarakat, dan media. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi SDM mahasiswa dalam bentuk pembekalan dan pengalaman teknis dan praktis yang mencakup perencanaan, komersialisasi, dan pemasangan PLTS, yang saat ini diminati oleh dunia usaha dan sektor industri," ujarnya.
Baca juga: Menteri ESDM: Kapasitas terpasang pembangkit EBT capai 12,5 GW
Sekjen Kementerian ESDM Rida Mulyana pada launching program Gerilya MSIB Batch 4 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, mengatakan program Gerilya sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mengupayakan transisi energi.
"Ada dua isu mengapa kita harus mengupayakan transisi energi. Pertama, untuk kepentingan Indonesia. Saat ini, untuk listrik, 86 persennya dari energi fosil dan suatu saat akan habis. Dengan adanya transisi energi, kita ingin agar kualitas ketahanan dan kemandirian energi nasional meningkat, tidak lagi tergantung energi fosil. Kita punya energi terbarukan dan itu berlimpah. Artinya, kalau kita ingin transisi dari fosil ke nonfosil, sumbernya sudah ada," ujarnya.
Baca juga: Kementerian ESDM: Program Gerilya bantu pencapaian target EBT
Kementerian ESDM dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program Gerilya MSIB Batch 4 sebagai kelanjutan dua batch pada 2021 dan 2022.
Rida mengatakan isu kedua adalah adanya tekanan global bahwa saat ini perubahan iklim dan cuaca susah diprediksi, bahkan di negara tropis seperti Indonesia.
Hal itu, karena adanya pemanasan global, akibat banyaknya gas rumah kaca (GRK) dan membuat suhu Bumi naik, yang tidak saja berdampak pada tinggi permukaan laut yang naik, tetapi cuaca juga tidak dapat diprediksi dan itu sudah dirasakan.
"Sebagai warga bumi, kita juga harus berkontribusi memeliharanya dengan cara ikut menahan agar suhu bumi tidak naik terus dan itu sudah disepakati pada COP 21 lalu, sampai kemudian di G20 isu transisi energi mengemuka. Ujungnya adalah bagaimana kita berkontribusi agar suhu Bumi tidak makin naik, kita targetkan 1,5 derajat Celcius dan untuk saat ini kenaikannya mencapai 1,1 derajat Celcius," ujarnya.
Rida juga mengatakan Kementerian ESDM serius mengupayakan transisi energi. Keterlibatan anak muda tentunya penting bagi estafet transisi energi yang akan dilakukan pemerintah.
"Di satu sisi, adik-adik punya saluran untuk menyalurkan ide maupun hobi. Di sisi lain, pemerintah memiliki kewajiban agar estafet pelaksanaan transisi bisa mulus. Karena pada saatnya nanti, adik-adik ini yang akan menjadi pemimpin negeri. Nanti, semua akan berperan untuk isu ini," katanya.
Rida pun berharap program ini melahirkan aktivis energi bersih dari kalangan generasi muda, sehingga transisi energi tidak hanya sekadar harapan.
"Saya senang, karena adik-adik tidak berangkat dari orang teknis saja, tetapi dari semua bidang ilmu, karena ini harus dirancang tidak hanya oleh engineer, tapi juga harus yang mengerti kebijakan publik dan hubungan internasional," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam menyampaikan program Gerilya akan memberikan pengalaman yang bermanfaat untuk menyiapkan para mahasiswa dalam mengenal dunia kerja.
"Alhamdulillah, hari ini kita bisa meluncurkan program Gerilya MSIB bagian dari program Belajar Kampus Merdeka Batch IV. Program Gerilya ini sangat bagus, dalam arti selain menyiapkan adik-adik mahasiswa untuk mengenal dunia kerja, juga mengantar adik-adik mengenal ekonomi baru, ekonomi berbasis pada renewable energy," ujarnya.
Sedangkan, Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia Brian Dusza mengatakan program Gerilya adalah cara terbaik untuk melibatkan generasi muda dalam upaya percepatan transisi energi.
"Amerika Serikat senang untuk terus menjalin kemitraan yang kuat dengan Pemerintah Indonesia dalam pembangunan masa depan rendah karbon. Program magang Gerilya MSIB 4 merupakan cara terbaik untuk melibatkan generasi muda, generasi pemimpin energi Indonesia selanjutnya, dalam mengatasi tantangan dan mengoptimalkan peluang transisi energi," tuturnya.
Senada, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan program transisi energi membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, utamanya dalam mempersiapkan SDM yang mumpuni guna memberikan dukungan bagi industri PLTS dalam negeri.
"Gerilya merupakan program kolaborasi pentaheliks, yang melibatkan pemerintah, BUMN/swasta, akademisi, masyarakat, dan media. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi SDM mahasiswa dalam bentuk pembekalan dan pengalaman teknis dan praktis yang mencakup perencanaan, komersialisasi, dan pemasangan PLTS, yang saat ini diminati oleh dunia usaha dan sektor industri," ujarnya.
Baca juga: Menteri ESDM: Kapasitas terpasang pembangkit EBT capai 12,5 GW
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: