Tanjungpinang (ANTARA) - Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau (Kepri) Wahyu Wahyudin meminta karantina pertanian pengawasan di pintu masuk pelabuhan internasional diperketat guna mencegah penyebaran wabah flu burung pada unggas yang melanda negara tetangga, Kamboja.

"Patut diwaspadai bersama jangan sampai flu burung menyebar luas di Kepri, meskipun sampai saat ini belum ada ditemukan kasus tersebut," katanya di Tanjungpinang, Rabu.

Menurutnya Indonesia, khususnya Kepri yang berada di wilayah perbatasan rentan tertular flu burung, sehingga langkah antisipasi dini perlu dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat terhadap pelaku perjalanan luar negeri hingga ternak unggas yang masuk ke daerah setempat.

Selain itu, ia juga meminta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kepri bersama pemerintah kabupaten/kota meningkatkan kegiatan penyuluhan bahaya sekaligus pencegahan flu burung kepada masyarakat. Ia menilai belakangan ini intensitas penyuluhan flu burung di daerah itu terus menurun.

Pihaknya mengimbau DPKH Kepri gencar melakukan vaksinasi terhadap unggas supaya terbebas dari paparan flu burung.

"Vaksinasi unggas perlu digencarkan lagi, karena berkaca dari pandemi COVID-19, pencegahan sejak awal itu perlu dibanding setelah kejadian," kata Wahyu Wahyudin.

Sementara itu Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tanjungpinang turut mengimbau warga setempat mewaspadai wabah flu burung.

Kepala KKP Kelas II Tanjungpinang Robert Meison Saragih mengatakan pihaknya sudah memperketat pengawasan di pintu-pintu kedatangan internasional yang ada di Pulau Bintan, seperti pelabuhan Sri Bintan Pura di Tanjungpinang dan Pelabuhan Lagoi di Bintan.

"Kita sudah punya SOP untuk tindakan pencegahan. Apalagi Tanjungpinang jadi salah satu jalur masuk internasional dari Malaysia dan Singapura, sehingga rawan terdampak wabah flu burung," katanya.

Ia menjelaskan hingga saat ini kasus flu burung memang belum ditemukan di Indonesia, kendati begitu pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan bahwa flu burung clade baru 2.3.4.4b sebagai kejadian luar biasa (KLB) sejak pekan lalu.

"Meski penyebaran dari unggas ke manusia belum terjadi, tapi kami diminta tetap meningkatkan pengamatan dan pencegahan melalui fasilitas kesehatan," ujarnya.

Pihaknya meminta masyarakat lebih waspada apabila menemukan kasus kematian mendadak pada unggas tanpa diketahui penyebabnya. Apalagi angka kematian unggasnya dalam jumlah relatif besar, bukan satu atau dua ekor.

"Kalau ditemukan seperti itu, warga sebaiknya melapor ke pihak-pihak terkait guna diambil tindakan pemeriksaan lebih lanjut," demikian Robert Meison Saragih .

Baca juga: WHO: Risiko infeksi flu burung pada manusia di Kamboja masih rendah

Baca juga: Pakar: Flu burung sekarang menjangkiti manusia

Baca juga: KKP tingkatkan kewaspadaan masuknya virus Flu Burung di Batam


Baca juga: Wakil Ketua MPR: Antisipasi Penyebaran Flu Burung di Asia Tenggara