"Suplai logistik bahan makanan untuk sementara didistribusikan ke Desa Payaman karena terdapat 13 orang yang mengungsi," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Mundir di Kudus, Rabu.
Kebutuhan logistik yang dikirim, kata dia, di antaranya ada beras, mi instan, dan minyak goreng.
Ia juga siap menyiapkan dapur umum di sejumlah tempat pengungsian, namun untuk sementara baru satu tempat di Desa Payaman. Sedangkan di Desa Karangrowo hanya disediakan dapur umum untuk menyediakan kebutuhan makan warga yang terdampak banjir, namun belum mengungsi.
Untuk suplai logistik bahan makanan di Desa Karangrowo, kata dia, sudah dipenuhi oleh Kementerian Sosial, Dinas Sosial Provinsi Jateng dan Dinas Sosial Kabupaten Kudus.
Baca juga: Delapan desa di Kudus dilanda banjir akibat curah hujan tinggi
Banjir yang terjadi di Desa Payaman, imbuh dia, memiliki ketinggian genangan antara 10-70 sentimeter (cm). Bahkan, ketinggian genangan cenderung naik sehingga rumah warga yang terdampak banjir terpaksa mengungsi.
Sementara jumlah rumah warga yang tergenang sebanyak 85 rumah dengan ketinggian bervariasi. Sedangkan lahan sawah mencapai 42 hektare.
Banjir juga terjadi di Kecamatan Jati, yakni di Desa Jati Wetan dan Tanjungkarang dengan ketinggian genangan antara 10-50 cm. Namun, genangannya mulai surut karena pintu pembuang air menuju Sungai Wulan sudah dibuka. Sedangkan rumah warga yang tergenang sekitar 50 rumah.
Sementara banjir di Desa Tanjungkarang mengakibatkan 67 rumah warga tergenang, sedangkan areal persawahan mencapai 27 hektare. Banjir juga terjadi di Kecamatan Undaan, yakni di Desa Ngemplak dan Desa Karangrowo dengan ketinggian genangan antara 10-70 cm.
Jumlah rumah terdampak di Desa Ngemplak ada 129 rumah, sedangkan di Desa Karangrowo ada 120 rumah. Sedangkan areal sawah masing-masing 388 hektare dan 434 hektare.
Baca juga: Kudus kembali dilanda banjir akibat curah hujan tinggi
Kepala Desa Payaman Nurhadi jumlah warganya yang mengungsi ada lima keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 13 orang.
"Mereka mengungsi sejak Selasa (28/2) sore setelah kami edukasi karena rumahnya tergenang sejak sepekan terakhir," ujarnya.
Alasan utama mereka enggan mengungsi meskipun pemerintah desa sudah menyiapkan tempat pengungsian di balai desa, kata dia, karena ternaknya tidak ada yang merawat, sehingga mereka bertahan di rumah karena tempat tidurnya masih bisa ditempati.
Saat dikunjungi kembali pada Selasa (28/2) sore, imbuh dia, ternyata genangan airnya meningkat sehingga tempat tidurnya juga tidak bisa digunakan untuk tidur, akhirnya mereka mau mengungsi.
Pemerintah desa, kata dia, juga sudah mempersiapkan diri dengan menyiapkan tempat pengungsian dan logistik. Dapur umum juga sudah disiapkan sehingga warga tidak perlu khawatir dengan kebutuhan makan sehari-hari.
Baca juga: BPBD Kudus pastikan semua pengungsi terdampak banjir sudah pulang