Peru umumkan suntikan 9 miliar dolar, angkat ekonomi di tengah protes
1 Maret 2023 07:08 WIB
Demonstran mengibarkan bendera selama protes yang menyerukan pemogokan nasional tanpa batas waktu selama pawai menentang pemerintah Presiden Peru Dina Boluarte, di Lima, Peru, Kamis (9/2/2023). ANTARA/REUTERS/Alessandro Cinque/am.
Lima (ANTARA) - Pemerintah Peru pada Selasa (28/2/2023) mengumumkan peluncuran lebih dari 30 proyek publik-swasta senilai hampir 9 miliar dolar AS, berharap untuk menghidupkan kembali ekonomi yang dilanda protes keras anti-pemerintah.
Proyek-proyek, yang melibatkan infrastruktur jalan, energi dan sanitasi, akan dimulai antara tahun ini dan 2024, menurut kepala badan promosi investasi negara itu Jose Salardi, yang berbicara di sebuah acara dengan para investor.
"Kuncinya adalah mendapatkan kembali kepercayaan," kata Salardi, seraya menambahkan bahwa pemerintah menyederhanakan proses, menstandarkan kontrak, dan berkoordinasi dengan sektor swasta.
Protes anti-pemerintah telah mencengkeram negara itu sejak penggulingan Mantan Presiden Pedro Castillo pada 7 Desember, dengan bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan yang menyebabkan puluhan orang tewas.
Investasi swasta di Peru turun 0,5 persen tahun lalu, sementara membukukan pertumbuhan 37,4 persen pada 2021, menurut data kementerian ekonomi.
Dalam konferensi yang sama dengan investor, Menteri Perekonomian Alex Contreras menyatakan protes mempengaruhi ekonomi produsen tembaga terbesar kedua dunia itu pada Desember dan Januari, namun indikator ekonomi awal menunjukkan pemulihan pada Februari.
"Tujuannya adalah agar investasi swasta meningkat 3,0 persen tahun ini," kata Contreras pada konferensi tersebut.
"Kebutuhan untuk pengaktifan kembali sangat mendesak... dan tidak mudah bagi ekonomi untuk pulih dari (percobaan) kudeta," tambahnya, dikutip dari Reuters.
Pertumbuhan ekonomi Peru mencapai 2,68 persen pada akhir tahun 2022, penurunan tajam dari kenaikan 13,61 persen yang tercatat di tahun sebelumnya.
Dana Moneter Internasional (IMF) merekomendasikan Peru pada awal Februari untuk menerapkan stimulus fiskal "bertarget sementara" mengingat kemerosotan dalam kegiatan ekonomi.
Protes di Peru dipicu setelah penggulingan Castillo, dengan demonstran meminta pengunduran diri Presiden Dina Boluarte, penutupan Kongres, konstitusi baru dan pemilihan umum lebih awal.
Baca juga: Tambang tembaga milik China di Peru hentikan produksi karena kerusuhan
Baca juga: Kongres Peru setuju tuntut mantan Presiden Pedro Castillo
Baca juga: Demonstran tewas di Lima saat krisis politik Peru berlanjut
Proyek-proyek, yang melibatkan infrastruktur jalan, energi dan sanitasi, akan dimulai antara tahun ini dan 2024, menurut kepala badan promosi investasi negara itu Jose Salardi, yang berbicara di sebuah acara dengan para investor.
"Kuncinya adalah mendapatkan kembali kepercayaan," kata Salardi, seraya menambahkan bahwa pemerintah menyederhanakan proses, menstandarkan kontrak, dan berkoordinasi dengan sektor swasta.
Protes anti-pemerintah telah mencengkeram negara itu sejak penggulingan Mantan Presiden Pedro Castillo pada 7 Desember, dengan bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan yang menyebabkan puluhan orang tewas.
Investasi swasta di Peru turun 0,5 persen tahun lalu, sementara membukukan pertumbuhan 37,4 persen pada 2021, menurut data kementerian ekonomi.
Dalam konferensi yang sama dengan investor, Menteri Perekonomian Alex Contreras menyatakan protes mempengaruhi ekonomi produsen tembaga terbesar kedua dunia itu pada Desember dan Januari, namun indikator ekonomi awal menunjukkan pemulihan pada Februari.
"Tujuannya adalah agar investasi swasta meningkat 3,0 persen tahun ini," kata Contreras pada konferensi tersebut.
"Kebutuhan untuk pengaktifan kembali sangat mendesak... dan tidak mudah bagi ekonomi untuk pulih dari (percobaan) kudeta," tambahnya, dikutip dari Reuters.
Pertumbuhan ekonomi Peru mencapai 2,68 persen pada akhir tahun 2022, penurunan tajam dari kenaikan 13,61 persen yang tercatat di tahun sebelumnya.
Dana Moneter Internasional (IMF) merekomendasikan Peru pada awal Februari untuk menerapkan stimulus fiskal "bertarget sementara" mengingat kemerosotan dalam kegiatan ekonomi.
Protes di Peru dipicu setelah penggulingan Castillo, dengan demonstran meminta pengunduran diri Presiden Dina Boluarte, penutupan Kongres, konstitusi baru dan pemilihan umum lebih awal.
Baca juga: Tambang tembaga milik China di Peru hentikan produksi karena kerusuhan
Baca juga: Kongres Peru setuju tuntut mantan Presiden Pedro Castillo
Baca juga: Demonstran tewas di Lima saat krisis politik Peru berlanjut
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: