Yogyakarta (ANTARA News) - Juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan (79), mengatakan bahwa gejolak gunung yang oleh warga sekitarnya disebut sebagai hajat tidak berkaitan dengan kehidupan seorang tokoh tertentu di negeri ini. "Gunung Merapi sama sekali tidak ada hubungannya dengan kehidupan tokoh dan tata pemerintahan negara. Ini adalah dua hal yang berbeda," kata abdi dalem bergelar Raden Ngabehi Suraksohargo ini kepada ANTARA News di Yogyakarta. Dua hal yang berbeda tersebut, menurut dia, tidak dapat begitu saja dicampur satu dengan lainnya. Pegawai pemerintahan akan mengerjakan tugas sesuai kewajibannya dalam mengemban tugas negara. Begitu pula dengan kehidupan tokoh negara, menurut Maridjan, tentunya sudah memiliki garis hidup masing-masing. "Kalau Gunung Merapi sedang membangun, ya memang sudah waktunya membangun, dan itulah yang terbaik, baik untuk kehidupan Merapi sendiri maupun bagi warga sekitarnya," ujarnya. Itu artinya, kata dia, aktivitas gunung ini bukan memberikan pertanda khusus akan terjadi peristiwa besar, termasuk yang menyangkut seorang negarawan terkemuka. "Gunung Merapi adalah gunung api aktif yang memiliki kehidupan sepanjang umurnya, sehingga dalam kehidupannya tentu akan melakukan aktivitas atau pekerjaan rutin," tegasnya. Disebutkan oleh Marijan, aktivitas rutin Merapi mirip dengan cara kerja kendaraan bermotor yang ketika berjalan selalu membuang gas. Seperti kendaraan bermotor, tambahnya, pembuangan gas dari Merapi juga dilakukan melalui knalpot atau jalur yang sudah semestinya, dan ini berarti aktivitasnya masih wajar. Sejumlah kalangan ada yang mengaitkan aktivitas Gunung Merapi saat ini berkaitan erat dengan kondisi Presiden RI periode 1966-1998, HM Soeharto, yang terbaring sakit di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta sejak 4 Mei 2006. Oleh karena, mereka mengaitkan fakta sejarah Indonesia bahwa lengsernya Soeharto sebagai Presiden RI pada pada 21 Mei 1998 diikuti meningkatnya aktivitas Gunung Merapi dua bulan kemudian, yakni 19 Juli 1998. Mereka menilai, keadaan itu sangat berpengaruh bagi kehidupan bangsa di negeri ini. Namun, Maridjan kembali menegaskan bahwa peningkatan aktivitas Gunung Merapi belakangan ini adalah bagian dari gejala alam, dan tentu saja menjadi bagian dari kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. (*)