Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dari Universitas Indonesia Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi menekankan pentingnya seseorang memiliki kemampuan dalam mengelola amarah, sehingga dapat mencegah orang tersebut melampiaskan amarah dengan melakukan kekerasan terhadap orang lain, termasuk pada anak.

"Seperti orang yang KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) itu tidak memiliki anger management. Manusia itu enggak akan luput dari masalah, pasti masalah ada, tapi bagaimana mengatasi, menganalisa masalah itu, dan mencari jalan keluarnya," kata Rose Mini Agoes Salim kepada ANTARA di Jakarta, Selasa, menanggapi kasus penganiayaan yang dilakukan ibu terhadap anak kandung di Jambi.

Baca juga: KemenPPPA dorong pemberatan hukuman pelaku penganiayaan anak di Jambi

Menurut Rose Mini Agoes Salim, pelaku kekerasan kerap menjadikan anak sebagai sasaran amarah, karena anak dianggap sebagai pihak yang tidak berdaya, sehingga mudah untuk dikuasai.

"Kenapa sasarannya misalnya anak, karena mereka enggak punya power, sementara orang tua punya power yang besar, sehingga hal itu yang membuat si anak menjadi bulan-bulanan," kata Koordinator Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini Magister terapan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.

Sebelumnya, seorang perempuan berinisial W menganiaya anak kandungnya, D (7) dengan menggunakan sapu di Jambi, pada Jumat (24/2) karena sang anak tidak memenuhi perintah ibunya untuk mengisi air ke dalam ember.

Baca juga: Pelaku penganiaya anak dihukum 11 tahun penjara

Baca juga: Cegah kekerasan KemenPPPA minta panti asuhan dikelola dan diawasi


W kemudian membawa D yang dalam keadaan tidak sadarkan diri dan badannya penuh luka-luka ke RSUD Kolonel Abundjani Bangko.

Namun malang, korban akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit.

Sementara penyidik Polres Merangin, Jambi, telah menetapkan W sebagai tersangka dan menahannya.