Angka investasi ini terus meningkat setiap tahun di mana dalam lima tahun terakhir investasi ke Jabar selalu tertinggi se-Indonesia.
Baca juga: DPMPTSP: Forum Investasi Jawa Barat 2023 dorong hilirisasi investasi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil optimistis target tersebut akan tercapai dengan sejumlah strategi yang sudah disiapkan.
Forum Investasi Jabar Semester 1 Tahun 2023 ini dihadiri para pelaku usaha, Apindo, ketua Kadin se-Jabar, para kepala dinas penanaman modal se-Jabar, dan Asisten Deputi Investasi Jasa Kemenko Marves RI.
Tema yang diangkat, yaitu "Mendorong dan Memperkuat Hilirisasi dan Kemitraan untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan.
Gubernur mengungkapkan, strategi untuk mengejar target investasi tersebut di antaranya memaksimalkan kemampuan marketing kepala daerah dalam membujuk investor.
Menurutnya, pola seperti ini lebih efektif ketimbang jaga warung menunggu investor datang.
Baca juga: Airlangga minta investor tetap yakin berinvestasi di tahun politik
Dia menyebut sudah membuat zonasi industri sesuai dengan kondisi daerah.
"Daripada pindah ke provinsi lain kami akan atur supaya tetap di Jabar, tapi pindah kota/kabupaten saja. Masih ada daerah yang rentang upahnya Rp2 juta-an, tapi kalau yang high tech itu di rentang upah Rp5 juta-an. Ini untuk mengejar target Rp188 triliun," kata dia.
Keunggulan berinvestasi di Jabar yang jadi pertimbangan investor, yaitu infrastruktur lengkap, sumber daya manusia yang produktif serta kemudahan perizinan.
"Sekarang saja ada 9 ruas jalan tol di Jabar yang sedang dibangun," ujar Ridwan Kamil.
Keunggulan ini pun menjadikan realisasi investasi di Jabar selalu tertinggi di Indonesia dan meningkat setiap tahun.
Pada 2018 tercatat investasi ke Jabar mencapai Rp116,96 triliun, tahun 2019 Rp137,49 triliun, tahun 2020 Rp120,43 triliun, tahun 2021 Rp136,13 triliun, dan tahun 2022 Rp174,6 triliun.
Dia mengatakan, persentase antara penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) ke Jabar kini hampir seimbang walaupun masih didominasi oleh investor asing.
Lima negara investor terbesar ke Jabar pada tahun 2022, yaitu Tiongkok Rp26,44 triliun, Jepang Rp21,60 triliun, Singapura Rp13,29 triliun, Korea Selatan Rp9,80 triliun, dan Belanda Rp7,02 triliun.
Baca juga: Indonesia ajak Keidanren Jepang investasi di IKN
Ia pun meminta para pencari kerja yang terkena PHK untuk tidak khawatir sebab tingginya investasi ke Jabar akan memudahkan masyarakat untuk kembali melamar pekerjaan khususnya di sektor manufaktur dan tekstil.
"Memang ada PHK karena turunnya pesanan barang ke pabrik, tapi kan dikompensasi oleh tingginya investasi. Jadi saya imbau yang kena PHK bisa melamar lagi ke industri baru," kata dia.