Jakarta (ANTARA) - Penggiat komunitas investasi sekaligus crypto miner Prathama Nugraha mengingatkan tingginya antusiasme investasi aset kripto perlu diiringi oleh literasi untuk menilai dan membaca sentimen terhadap tren inovasi baru.

Menurut Prathama, dalam pernyataan di Jakarta, Selasa, literasi tersebut penting karena seringkali investor aset kripto hanya latah akan kemukhtahiran teknologi tanpa memeriksa kredibilitas infrastruktur digital yang mendukung produksi koin tertentu dan figur dibaliknya.

Baca juga: Aplikasi Pintu luncurkan fitur "Kelas" di Pintu Academy

"Mengetahui rekam jejak individu dan perusahaan yang memproduksi aset kripto setidaknya membantu mereka menimbang apakah investasi di koin ini layak dan berpotensi jangka panjang," katanya.

Ia menambahkan saat ini ukuran pasar kripto relatif kecil dibandingkan aset investasi lainnya, tetapi mempunyai banyak potensi untuk berkembang, sehingga literasi diperlukan sebagai panduan untuk mengelola aset digital pada 2023.

"Dinamika harga aset kripto sangat dipengaruhi oleh Bitcoin dan para investor kripto percaya bahwa volatilitas ini merupakan siklus empat tahunan yang sudah berulang dalam satu dekade terakhir," katanya.

Prathama pun melanjutkan bahwa setidaknya ada tiga variasi aktivitas investasi yang dapat dilakukan di pasar kripto, trading atau jual beli aset, mining atau produksi aset baru, dan stacking atau menyimpan aset kripto untuk mendapatkan keuntungan pasif.

"Mengetahui perbedaan karakteristik ekosistem ini membantu para investor kripto di Indonesia untuk mengenali profil risiko investasi masing-masing sebelum terjun ke salah satu dari pilihan skema tersebut," katanya.

Baca juga: Ekonomi sepekan, mudik motor gratis hingga aset kripto turun

Dalam kesempatan ini, Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina mengingatkan investor aset kripto memerlukan kewaspadaan ekstra dalam berinvestasi pada aset digital ini.

Saat ini, menurut dia, banyak kasus investasi bodong di aset kripto disebabkan oleh masyarakat yang tidak mengetahui praktik legal investasi kripto dan tergiur keuntungan secara instan.

"Satu-satunya ketidakpastian yang bisa ditolerir dalam kegiatan berinvestasi adalah dinamika pasar dan kondisi. Celah informasi ini bisa dikelola dengan meningkatkan literasi keuangan. Untuk bisa melindungi aset investasinya, investor aset kripto juga perlu melek regulasi yang mengatur aset digital ini agar bisa terhindar dari praktik investasi ilegal," katanya.

Sementara itu, platform Pluang, sebagai perusahaan rintisan aplikasi investasi multi-aset inovatif di Indonesia, ikut menyimpulkan bahwa diversifikasi aset menjadi strategi ampuh investor untuk melindungi nilai portofolionya di tengah ketidakpastian ekonomi dan tetap membuka peluang keuntungan dari aset-aset lainnya.

Head of Corporate Communications Pluang Kartika Dewi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi diversifikasi aset para investor dengan menyeimbangkan portofolio investasi sebagai mitigasi harga aset kripto yang berfluktuasi di tengah kondisi ekonomi yang belum bisa diprediksi.

"Langkah ini bisa dilakukan di berbagai jenis aset kripto yang berbeda-beda seperti atau di pilihan aset lain seperti emas, reksadana, dan saham yang memiliki profil risiko relatif lebih rendah," katanya.



Baca juga: Indodax: Implementasi Shanghai Upgrade akan positif bagi Ethereum

Baca juga: IMF jabarkan rencana aksi kripto, menentang status legal tender