Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekosistem kendaraan listrik Indonesia harus bersaing dengan Thailand, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Maka dari itu, pemerintah saat ini terus melakukan finalisasi aturan terkait kendaraan listrik. Adapun untuk insentif yang telah ditetapkan terlebih dahulu yaitu untuk kendaraan bermotor roda dua listrik sebesar Rp7 juta, sedangkan untuk besaran insentif kendaraan listrik lainnya masih dalam pertimbangan.

"Kalau Thailand memberikan insentif sekitar Rp80 juta per mobil listrik," ungkap Airlangga dalam acara CNBC Economic Outlook 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan insentif untuk kendaraan bermotor roda dua sebesar Rp7 juta akan diberikan baik untuk motor baru maupun pergantian motor. Aturan tersebut akan segera keluar dalam waktu dekat.

Meski besaran insentif untuk kendaraan lainnya belum ditetapkan, namun dapat dipastikan pemberian insentif kendaraan listrik baik motor maupun mobil seluruhnya akan berbasis kepada produksi dalam negeri.

Keputusan tersebut bertujuan untuk mendorong hilirisasi berbasis ekosistem kendaraan listrik untuk mendongkrak peningkatan ekosistem manufaktur yang sudah membaik saat ini.

Airlangga mengungkapkan sektor manufaktur kian membaik dengan Purchasing Managers' Index (PMI) yang berada di level 51,3 pada Januari 2023.

Perbaikan tersebut seiring dengan kinerja penjualan otomotif yang sempat mencapai rekor pada tahun 2022 yakni 1,04 juta unit atau lebih tinggi dari kondisi sebelum COVID-19.

"Bahkan ekspor otomotif kita naik 60 persen dan sudah diekspor ke lebih dari 70 negara," tambahnya.

Baca juga: Airlangga: Penyempurnaan aturan DHE perlu untuk ketahanan ekonomi RI

Baca juga: Airlangga minta investor tetap yakin berinvestasi di tahun politik