Jakarta (ANTARA) - Hasil survei dari Media Survei Nasional (Median) menunjukkan sebanyak 73,2 persen netizen menginginkan penyelenggaraan Pemilu 2024 tidak ditunda, namun dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

"Mayoritas netizen, yaitu 73,2 persen menginginkan Pemilu 2024 tidak ditunda dan dilaksanakan sesuai dengan jadwalnya," ujar peneliti senior Median Ade Irfan Abdurrahman saat menyampaikan hasil survei Median di Jakarta, Selasa.

Sebanyak 73,2 persen netizen itu, lanjut dia, terdiri atas 45,4 persen responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan 27,8 persen responden menyatakan kurang setuju.

Meskipun begitu, terdapat 6,4 persen responden menyatakan cukup setuju dan 10,5 persen menyatakan sangat setuju.

"Sementara itu, 9,9 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab," ucap Ade.

Baca juga: Ketua Bawaslu RI: Pemilu 2024 tidak mungkin ditunda
Baca juga: Puan: Tak masuk akal Pemilu 2024 ditunda
Survei dari median ini dilakukan pada 22-26 Februari 2023. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner melalui media sosial Facebook dengan target responden adalah pengguna aktif Facebook berusia 17 sampai 60-an tahun.

Formulir pertanyaan disebar secara proporsional kepada akun-akun Facebook dengan pengguna yang tersebar di seluruh Indonesia. Hasilnya, terkumpul sebanyak 400 responden yang tersebar di 38 provinsi.

Salah satu tujuan dilakukannya survei tersebut adalah untuk menggali persepsi pengguna media sosial atau netizen.

"Dikarenakan sampel adalah pengguna media sosial, survei ini tidak dimaksudkan untuk memberi gambaran persepsi populasi secara keseluruhan," ujar Ade.

Ade menyampaikan sejumlah alasan yang mendorong Median melakukan survei di media sosial, dalam hal ini Facebook di antaranya pengguna layanan internet di Indonesia telah mencapai 212,9 juta orang atau 77 persen dari populasi.

Berikutnya, pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 167 juta orang atau sekitar 60,4 persen dari populasi.

"Platform media sosial Facebook adalah platform kedua terbesar setelah YouTube dan lebih cepat dalam mendapatkan data," kata dia.