Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerapkan sistem pencatatan data pengukuran dan penimbangan balita di posyandu untuk mencegah stunting, melalui aplikasi Chatbot Whatsapp (WA).

"Kader posyandu dapat mengidentifikasi anak-anak mana saja yang punya potensi stunting dengan Chatbot WA. Kami ingin kalau ada anak berpotensi stunting, langsung diberi intervensi berupa makanan berprotein hewani setiap hari," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Menkes Budi mengatakan pengukuran berat badan dan tinggi badan harus dilakukan berdasarkan nama dan alamat anak untuk mempermudah kader posyandu mengidentifikasi potensi stunting.

Chatbot WhatsApp (WA) digunakan oleh kader Posyandu untuk mempermudah pengisian data kesehatan anak. Melalui Chatbot WA tersebut kader posyandu bisa memasukkan data-data anak mulai dari nama, berat badan, dan tinggi badan, kata Menkes menambahkan.

Baca juga: Revitalisasi posyandu bantu TPK BKKBN cegah stunting lebih optimal

Data kesehatan anak yang dimasukkan ke dalam Chatbot WA, lanjut Menkes, bisa dipantau langsung oleh gubernur sampai tingkat kepala puskesmas.

Setelah pencatatan melalui Chatbot WA selesai dilakukan, secara otomatis akan muncul grafik tumbuh kembang beserta status gizi balita dan rekomendasi untuk upaya tindak lanjut yang dapat disampaikan oleh kader posyandu kepada orang tua balita.

Data tersebut akan langsung terhubung dan tersimpan pada dashboard aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) di puskesmas yang terintegrasi dengan platform SatuSehat yang dapat diakses orang tua via ponsel.

DKI Jakarta merupakan provinsi yang telah menerapkan sistem pencatatan Chatbot WA untuk intervensi stunting.

Baca juga: Menkes: Jangan biarkan anak terkena stunting

Chatbot WA mulai diperkenalkan dan diterapkan perdana di DKI Jakarta melalui penyelenggaraan training of trainer bagi tenaga puskesmas di Kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Senin 20 Februari 2023.

Terdapat 100 peserta lebih yang mengikuti pelatihan ini yang merupakan perwakilan tenaga puskesmas yang berasal dari 44 kecamatan di DKI Jakarta. Chatbot WA mulai dapat digunakan para kader posyandu pada Selasa 21 Februari 2023.

Setelah DKI Jakarta, pencatatan data tumbuh kembang balita melalui Chatbot WA akan diperluas untuk posyandu di 50 kabupaten/kota lain secara bertahap yang dimulai pada Maret 2023.

Baca juga: Kemenko PMK: Posyandu berperan strategis kampanyekan gizi seimbang
Baca juga: Kemenkes luncurkan chatbot WhatsApp Peduli Lindungi