Ketua Tim Penggerak PKK Surabaya apresiasi Open Air Spensabaya
27 Februari 2023 18:42 WIB
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani (tengah) melepas burung merpati sebagai simbol dibukanya kegiatan Open Air & Art Exhibition yang digelar SMP Negeri 1 Surabaya (Spensabaya), Senin (27/2/2023). (ANTARA/Willi Irawan)
Surabaya (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani menilai kegiatan Open Air & Art Exhibition yang digelar SMP Negeri 1 Surabaya (Spensabaya) bisa menjadi wadah pembentukan karakter bagi siswa.
Rini ditemui di sekolah tersebut, Senin mengatakan banyak pelajaran yang dapat diambil oleh siswa dalam menyelenggarakan even tahunan yang sempat terhenti akibat pandemi COVID-19 tersebut, salah satunya terkait pembentukan karakter.
"Acara ini keren banget, saya sangat mengapresiasi bahwa sekarang tidak bisa secara akademis saja anak-anak ini diajarkan. Tapi bagaimana pembentukan karakter, salah satunya seperti ini, bagaimana mereka membuat acara bisa berjalan dengan baik," ujar Rini.
Lewat kegiatan ini, lanjut Rini, siswa juga dapat terbangun rasa empatinya. Sebab dalam rangkaiannya, acara ini juga terdapat aksi sosial berupa pengumpulan dan penyaluran donasi bagi anak-anak stunting di kawasan Surabaya.
Istri Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi tersebut menjelaskan, bahwa usia dini seperti pelajar SMP ini merupakan usia dimana mereka mencari jati diri. Sehingga, kegiatan pengumpulan donasi bagi anak stunting dinilai dapat membentuk karakter dan membangun rasa empati.
"Alhamdulillah, tadi ada bantuan berupa uang yang dikumpulkan untuk anak-anak stunting, ini luar biasa. Itu adalah pembentukan karakter bagaimana empati yang dibentuk dari anak-anak itu mulai dini, sehingga nanti akan terbiasa membantu dan peduli kepada orang lain," katanya.
Lebih lanjut, Rini menyebutkan bahwa pendidikan karakter telah sejalan dengan keinginan wali kota. "Ini lho yang selama ini mas wali inginkan bahwa anak-anak itu dididik bukan secara akademis, tapi secara karakternya," katanya.
Sementara itu, Ketua Komite Spensabaya, Novri Susanti mengatakan bahwa kegiatan ini harus terus didukung karena banyak hal positif yang bisa siswa dapatkan saat menjadi panitia.
"Kita melihat dengan even ini anak-anak bisa belajar bekerja sama menjadi kepanitiaan. Seperti ini kan nggak mudah, anak-anak ini belum terbiasa bekerja sama dengan teman-temannya, sekarang bisa bekerja sama. Kemudian mereka harus punya tanggung jawab, karena masing-masing seksi itu punya tugas masing-masing," ujarnya.
"Kemudian bagaimana mereka berinteraksi dengan pihak sekolah dan orang tua juga. Termasuk berinteraksi dengan pihak ketiga, karena harus mengurus perizinan dan sponsor," tambahnya.
Rini ditemui di sekolah tersebut, Senin mengatakan banyak pelajaran yang dapat diambil oleh siswa dalam menyelenggarakan even tahunan yang sempat terhenti akibat pandemi COVID-19 tersebut, salah satunya terkait pembentukan karakter.
"Acara ini keren banget, saya sangat mengapresiasi bahwa sekarang tidak bisa secara akademis saja anak-anak ini diajarkan. Tapi bagaimana pembentukan karakter, salah satunya seperti ini, bagaimana mereka membuat acara bisa berjalan dengan baik," ujar Rini.
Lewat kegiatan ini, lanjut Rini, siswa juga dapat terbangun rasa empatinya. Sebab dalam rangkaiannya, acara ini juga terdapat aksi sosial berupa pengumpulan dan penyaluran donasi bagi anak-anak stunting di kawasan Surabaya.
Istri Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi tersebut menjelaskan, bahwa usia dini seperti pelajar SMP ini merupakan usia dimana mereka mencari jati diri. Sehingga, kegiatan pengumpulan donasi bagi anak stunting dinilai dapat membentuk karakter dan membangun rasa empati.
"Alhamdulillah, tadi ada bantuan berupa uang yang dikumpulkan untuk anak-anak stunting, ini luar biasa. Itu adalah pembentukan karakter bagaimana empati yang dibentuk dari anak-anak itu mulai dini, sehingga nanti akan terbiasa membantu dan peduli kepada orang lain," katanya.
Lebih lanjut, Rini menyebutkan bahwa pendidikan karakter telah sejalan dengan keinginan wali kota. "Ini lho yang selama ini mas wali inginkan bahwa anak-anak itu dididik bukan secara akademis, tapi secara karakternya," katanya.
Sementara itu, Ketua Komite Spensabaya, Novri Susanti mengatakan bahwa kegiatan ini harus terus didukung karena banyak hal positif yang bisa siswa dapatkan saat menjadi panitia.
"Kita melihat dengan even ini anak-anak bisa belajar bekerja sama menjadi kepanitiaan. Seperti ini kan nggak mudah, anak-anak ini belum terbiasa bekerja sama dengan teman-temannya, sekarang bisa bekerja sama. Kemudian mereka harus punya tanggung jawab, karena masing-masing seksi itu punya tugas masing-masing," ujarnya.
"Kemudian bagaimana mereka berinteraksi dengan pihak sekolah dan orang tua juga. Termasuk berinteraksi dengan pihak ketiga, karena harus mengurus perizinan dan sponsor," tambahnya.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023
Tags: