Pemerintah dukung "Conscious Living" untuk kelola sampah Jakarta
27 Februari 2023 17:42 WIB
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), bersama Superindo dan P&G meresmikan acara “Conscious Living” di Jakarta, Senin (27/2). (ANTARA/Pamela Sakina)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali mendorong upaya pengelolaan sampah termasuk limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) pada program “Conscious Living”.
Bekerja sama dengan pihak swasta yang bergerak di bidang swalayan dan penyedia produk kebutuhan rumah tangga, “Conscious Living” bermisi mengumpulkan dan mengelola sampah di DKI Jakarta.
“Saya sangat mengapreasi upaya ini sebagai langkah pendukung komitmen Indonesia mengurangi sampah laut hingga 70 persen pada tahun 2025,” kata Direktur Pengelolaan Sampah Ditjen PSLB3 KLHK Novrizal Taher pada acara kick off “Conscious Living” di Jakarta, Senin (27/2).
Baca juga: Peneliti BRIN: Pemilahan sampah dari rumah harus jadi upaya kolektif
Novrizal mengatakan program ini juga dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada 21 Februari.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Sub Koordinator Urusan Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rita Ningsih menyebut saat ini jumlah sampah DKI Jakarta yang masuk ke TPST Bantargebang mencapai 7.500 ton per hari, dan sampah timbulan sekitar 8.030 ton.
Sehingga program ini disebutkannya sangat membantu target-target pemerintah dalam menangani sampah, utamanya di Jakarta.
"Menumpuknya sampah plastik masih terus menjadi perhatian yang belum terselesaikan. Pemerintah menargetkan 30 persen pengurangan sampah dan 70 persen pengelolaan sampah pada tahun 2025," kata Rita.
"Conscious Living" sebelumnya telah hadir di Kota Bandung dan berhasil mengumpulkan total 65 ton sampah. Kali ini di DKI Jakarta, target sampah yang terkumpul mencapai 10 kali lipat dari jumlah sampah di Bandung, atau 650 ton.
Adapun program ini tidak hanya fokus pada pengumpulan dan daur ulang sampah, tapi juga meningkatkan keterlibatan pemulung.
Dalam prosesnya, aplikasi Octopus digunakan untuk membentuk sebuah ekosistem pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi, mulai dari masyarakat, pemulung, hingga pengelola sampah.
Baca juga: KLHK dorong pemerintah daerah memulai gerakan bersih sampah
Baca juga: KLHK ingatkan penanganan khusus sampah spesifik rumah tangga
Baca juga: KLHK ajak masyarakat kelola sampah secara mandiri
Bekerja sama dengan pihak swasta yang bergerak di bidang swalayan dan penyedia produk kebutuhan rumah tangga, “Conscious Living” bermisi mengumpulkan dan mengelola sampah di DKI Jakarta.
“Saya sangat mengapreasi upaya ini sebagai langkah pendukung komitmen Indonesia mengurangi sampah laut hingga 70 persen pada tahun 2025,” kata Direktur Pengelolaan Sampah Ditjen PSLB3 KLHK Novrizal Taher pada acara kick off “Conscious Living” di Jakarta, Senin (27/2).
Baca juga: Peneliti BRIN: Pemilahan sampah dari rumah harus jadi upaya kolektif
Novrizal mengatakan program ini juga dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada 21 Februari.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Sub Koordinator Urusan Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rita Ningsih menyebut saat ini jumlah sampah DKI Jakarta yang masuk ke TPST Bantargebang mencapai 7.500 ton per hari, dan sampah timbulan sekitar 8.030 ton.
Sehingga program ini disebutkannya sangat membantu target-target pemerintah dalam menangani sampah, utamanya di Jakarta.
"Menumpuknya sampah plastik masih terus menjadi perhatian yang belum terselesaikan. Pemerintah menargetkan 30 persen pengurangan sampah dan 70 persen pengelolaan sampah pada tahun 2025," kata Rita.
"Conscious Living" sebelumnya telah hadir di Kota Bandung dan berhasil mengumpulkan total 65 ton sampah. Kali ini di DKI Jakarta, target sampah yang terkumpul mencapai 10 kali lipat dari jumlah sampah di Bandung, atau 650 ton.
Adapun program ini tidak hanya fokus pada pengumpulan dan daur ulang sampah, tapi juga meningkatkan keterlibatan pemulung.
Dalam prosesnya, aplikasi Octopus digunakan untuk membentuk sebuah ekosistem pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi, mulai dari masyarakat, pemulung, hingga pengelola sampah.
Baca juga: KLHK dorong pemerintah daerah memulai gerakan bersih sampah
Baca juga: KLHK ingatkan penanganan khusus sampah spesifik rumah tangga
Baca juga: KLHK ajak masyarakat kelola sampah secara mandiri
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
Tags: