Pemkab Badung pastikan ketersediaan bahan pokok saat Nyepi dan Puasa
26 Februari 2023 20:12 WIB
Kabag Perekonomian Setda Badung AA Sagung Rosyawati dan jajaran saat melakukan pemantauan stok bahan pokok di sejumlah distributor beberapa hari lalu di Kabupaten Badung, Bali. ANTARA/HO-Diskominfo Pemkab Badung.
Mangupura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Badung memastikan ketersediaan bahan pokok seperti beras, minyak goreng dan gula pasir cukup untuk enam bulan ke depan menjelang Hari Raya Nyepi, bulan Puasa dan Idul Fitri.
“Dari hasil pemantauan di Bulog ternyata stok beras cukup banyak. Begitu juga Minyakita cukup banyak,” kata Kabag Perekonomian Setda Badung AA Sagung Rosyawati dalam keterangannya yang diterima di Mangupura, Minggu.
Dari hasil pemantauan ke lapangan beberapa hari lalu, lanjut Rosyawati, diketahui stok beras di Bulog mencapai 1.000 ton dan Minyakita di sejumlah distributor juga mencapai 1.000 ton.
“Dan karena pola penyalurannya dari D1 nya Bulog, jika memang habis, maka dimohonkan kembali. Jadi untuk stok tidak ada masalah, Beras sama Minyakita. Ini cukup untuk 5 - 6 bulan ke depan. Begitu juga stok Gula," ungkap Rosyawati.
Baca juga: Pemkab Badung serahkan bantuan Rp9 miliar untuk kelola sampah di desa
Menurut Rosyawati, pemantauan ketersediaan bahan-bahan pokok tersebut rutin dilakukan terutama menjelang hari-hari besar keagamaan.
Selain itu, pengecekan juga dilakukan untuk menindaklanjuti adanya sejumlah keluhan dari masyarakat soal kelangkaan Minyakita dan kenaikan harga beras sejak Januari lalu.
Selain pengawasan terhadap dua komoditas itu, menindaklanjuti hasil rakor Kemendagri, pihaknya juga melakukan pengawasan terhadap harga gula pasir yang kemungkinan ada kenaikan.
"Dari Rakor Kemendagri, kita diminta untuk mengatensi kemungkinan kenaikan harga gula. Jadi tiga komoditas ini menjadi fokus kita," katanya.
Baca juga: Puluhan anggota NII di Badung lepas baiat dan berikrar setia NKRI
Meski stok beras cukup untuk beberapa bulan ke depan, lanjut Rosyawati, hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan beras untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SHPH) atau beras murah.
Saat ini di Kabupaten Badung belum secara maksimal disalurkan, sehingga telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten Badung untuk menggelar operasi pasar dalam rangka menjaga kestabilan harga di pasar.
“Termasuk juga untuk penyaluran Minyakita, supaya harga di pasaran tetap stabil. Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan, untuk melakukan operasi pasar. Pasalnya, saat ini di pasaran, memang ketersediaan Minyakita di pasaran ada, namun harganya masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) nya," terangnya.
Untuk ke depannya, pihaknya mengimbau masyarakat agar selalu bijak dalam berbelanja dan tidak melakukan panic buying ketika mendengar ada bahan pokok yang langka dengan tetap membeli sesuai kebutuhan.
"Ketika terjadi misalnya ketersediaan terganggu, dan harga tidak stabil, pemerintah tentu akan turun tangan membantu, tidak usah panik," pungkas Rosyawati.
“Dari hasil pemantauan di Bulog ternyata stok beras cukup banyak. Begitu juga Minyakita cukup banyak,” kata Kabag Perekonomian Setda Badung AA Sagung Rosyawati dalam keterangannya yang diterima di Mangupura, Minggu.
Dari hasil pemantauan ke lapangan beberapa hari lalu, lanjut Rosyawati, diketahui stok beras di Bulog mencapai 1.000 ton dan Minyakita di sejumlah distributor juga mencapai 1.000 ton.
“Dan karena pola penyalurannya dari D1 nya Bulog, jika memang habis, maka dimohonkan kembali. Jadi untuk stok tidak ada masalah, Beras sama Minyakita. Ini cukup untuk 5 - 6 bulan ke depan. Begitu juga stok Gula," ungkap Rosyawati.
Baca juga: Pemkab Badung serahkan bantuan Rp9 miliar untuk kelola sampah di desa
Menurut Rosyawati, pemantauan ketersediaan bahan-bahan pokok tersebut rutin dilakukan terutama menjelang hari-hari besar keagamaan.
Selain itu, pengecekan juga dilakukan untuk menindaklanjuti adanya sejumlah keluhan dari masyarakat soal kelangkaan Minyakita dan kenaikan harga beras sejak Januari lalu.
Selain pengawasan terhadap dua komoditas itu, menindaklanjuti hasil rakor Kemendagri, pihaknya juga melakukan pengawasan terhadap harga gula pasir yang kemungkinan ada kenaikan.
"Dari Rakor Kemendagri, kita diminta untuk mengatensi kemungkinan kenaikan harga gula. Jadi tiga komoditas ini menjadi fokus kita," katanya.
Baca juga: Puluhan anggota NII di Badung lepas baiat dan berikrar setia NKRI
Meski stok beras cukup untuk beberapa bulan ke depan, lanjut Rosyawati, hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan beras untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SHPH) atau beras murah.
Saat ini di Kabupaten Badung belum secara maksimal disalurkan, sehingga telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten Badung untuk menggelar operasi pasar dalam rangka menjaga kestabilan harga di pasar.
“Termasuk juga untuk penyaluran Minyakita, supaya harga di pasaran tetap stabil. Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan, untuk melakukan operasi pasar. Pasalnya, saat ini di pasaran, memang ketersediaan Minyakita di pasaran ada, namun harganya masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) nya," terangnya.
Untuk ke depannya, pihaknya mengimbau masyarakat agar selalu bijak dalam berbelanja dan tidak melakukan panic buying ketika mendengar ada bahan pokok yang langka dengan tetap membeli sesuai kebutuhan.
"Ketika terjadi misalnya ketersediaan terganggu, dan harga tidak stabil, pemerintah tentu akan turun tangan membantu, tidak usah panik," pungkas Rosyawati.
Pewarta: Widodo Suyamto Jusuf
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: