Jakarta (ANTARA) - Cah Angon Foundation bersama Astra Indonesia melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) melaksanakan peresmian ekosistem desa organik terintegrasi dan pelepasan produk ekspor olahan pertanian organik terintegrasi di Boja Farm, Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat.

Kegiatan tersebut merupakan wujud komitmen dan kerja sama antarpemangku kepentingan terkait yang saling berkolaborasi untuk memberikan sumbangsih bagi bangsa Indonesia dengan mengoptimalkan setiap potensi yang dimiliki di masing-masing wilayah pemberdayaan desa.

"Kami berfokus terhadap hilirisasi berbagai program melalui skema pendampingan, olahan pertanian, sertifikasi, hingga ketersediaan pasar sehingga pemberdayaan tersebut berkelanjutan atau memiliki dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat," ungkap Ketua Yayasan Cah Angon Ari Nur Cahyo dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan olahan produk pertanian organik memiliki berbagai potensi yang cukup besar baik dalam sisi sosial maupun ekonomi, terutama terhadap petani-petani di sekitar wilayah pemberdayaan. Dengan begitu harapannya ekosistem ini menjadi piloting pemberdayaan yang mampu diadaptasi di berbagai wilayah lainnya untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Chief of CSR Astra International yang diwakili Triyono menyampaikan kegiatan ini merupakan salah satu komitmen Astra Internasional dalam membangun kemajuan masyarakat melalui lingkup pedesaan. Upaya tersebut terus digiatkan sejak tahun 2018 hingga saat ini, di mana terdapat total sekitar 1.060 desa pemberdayaan di bawah program DSA.

Peresmian dan pelepasan ekspor ini merupakan hasil dari hilirisasi ekosistem pemberdayaan yang dilakukan oleh Cah Angon Foundation bersama Astra Internasional yang telah berhasil menghasilkan sekitar 80 jenis produk olahan pertanian organik dengan devaluasi ekspor senilai 500.000 dolar AS atau Rp7,5 miliar yang siap menembus pasar internasional.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Budie Ari Setiadi menilai peluang pertanian organik di Indonesia sangat banyak karena Indonesia merupakan salah satu dari 17 negara yang memiliki banyak keragaman hayati, sehingga perlu kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk dapat mendorong terwujudnya ekosistem pemberdayaan desa terintegrasi secara masif.

Staf Khusus Wakil Presiden Lukmanul Hakim menambahkan, dunia global dan negara-negara luar lebih menyukai dan memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap produk pertanian Indonesia. Konsumsi produk olahan pertanian organik di pasar Eropa terutama Kanada dalam beberapa tahun terakhir meningkat.

Tercatat, saat ini sekitar lebih dari 50 persen peningkatan konsumsi organik terjadi kurun waktu dari 2021 hingga saat ini karena hampir 2/3 pada setiap minggu masyarakat Kanada mengkonsumsi produk organik. Dengan demikian hal tersebut merupakan sebuah peluang dan tantangan yang harus bisa dihadapi melalui kolaborasi.

Oleh karenanya, Direktur Eksekutif Cah Angon Foundation Dhika Yudistira berharap acara tersebut dapat menjadi awal titik pemberdayaan yang mampu diadopsi dan diterapkan di berbagai wilayah Indonesia untuk menjawab persoalan resesi dan ketahanan pangan.

"Oleh karena itu kami mendorong pertanian terintegrasi yang dalam waktu dekat akan dilakukan di enam wilayah. Selain itu akan diusahakan untuk lebih menyasar banyak wilayah di Indonesia," ujarnya.

Baca juga: YDBA Astra komitmen kembangkan UMKM agar dapat bersaing dan naik kelas
Baca juga: SATU Indonesia Awards 2022 Astra ajak generasi muda tumbuh bersama