Bank Mega harap suku bunga acuan BI turun di akhir tahun 2023
24 Februari 2023 21:41 WIB
Direktur Utama PT Bank Mega Tbk atau Bank Mega Kostaman Thayib saat ditemui usai acara Paparan Publik Kinerja Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (24/02/2023). (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Mega Tbk atau Bank Mega Kostaman Thayib berharap suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) bisa menurun pada akhir tahun 2023.
Hal tersebut lantaran saat ini inflasi Indonesia sudah menurun pada Januari 2023 menjadi 5,28 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), dari yang sempat menyentuh 5,95 persen (yoy) pada September 2022.
"Mudah-mudahan suku bunga acuan tidak naik kembali tetapi akan menurun sehingga dunia usaha di Indonesia bisa lebih berkembang," kata Kostaman saat ditemui usai acara Paparan Publik Kinerja Tahun 2022 di Jakarta, Jumat.
Selain mendukung dunia usaha, penurunan suku bunga acuan juga akan bisa mengangkat perekonomian Indonesia agar tumbuh lebih baik dari tahun lalu.
Sebagaimana diketahui, berbagai lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Bank Dunia, hingga Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB), memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan lebih rendah dari tahun lalu.
Maka dari itu, Kostaman memperkirakan suku bunga acuan BI yang saat ini berada di level 5,75 persen merupakan puncak tertinggi, setelah kenaikan bertahap sejak Agustus 2022 yang berada di level 3,5 persen. Dengan demikian bunga BI sudah naik sebesar 225 basis poin (bps) dalam kurun waktu kurang dari setahun.
"Saat ini dunia pun mulai meninggalkan tren bunga tinggi," tambahnya.
Tren tersebut, sambung dia, sebagai implikasi dari semakin cerahnya kondisi perekonomian dunia, sehingga inflasi berbagai negara termasuk Amerika Serikat (AS) sudah membaik.
Hal tersebut lantaran saat ini inflasi Indonesia sudah menurun pada Januari 2023 menjadi 5,28 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), dari yang sempat menyentuh 5,95 persen (yoy) pada September 2022.
"Mudah-mudahan suku bunga acuan tidak naik kembali tetapi akan menurun sehingga dunia usaha di Indonesia bisa lebih berkembang," kata Kostaman saat ditemui usai acara Paparan Publik Kinerja Tahun 2022 di Jakarta, Jumat.
Selain mendukung dunia usaha, penurunan suku bunga acuan juga akan bisa mengangkat perekonomian Indonesia agar tumbuh lebih baik dari tahun lalu.
Sebagaimana diketahui, berbagai lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Bank Dunia, hingga Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB), memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan lebih rendah dari tahun lalu.
Maka dari itu, Kostaman memperkirakan suku bunga acuan BI yang saat ini berada di level 5,75 persen merupakan puncak tertinggi, setelah kenaikan bertahap sejak Agustus 2022 yang berada di level 3,5 persen. Dengan demikian bunga BI sudah naik sebesar 225 basis poin (bps) dalam kurun waktu kurang dari setahun.
"Saat ini dunia pun mulai meninggalkan tren bunga tinggi," tambahnya.
Tren tersebut, sambung dia, sebagai implikasi dari semakin cerahnya kondisi perekonomian dunia, sehingga inflasi berbagai negara termasuk Amerika Serikat (AS) sudah membaik.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: