London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis waktu setempat (23/2/2023), memperpanjang kerugian untuk hari ketiga berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 0,29 persen atau 22,91 poin menjadi menetap di 7.907,72 poin.

Indeks FTSE 100 jatuh 0,59 persen atau 47,12 poin menjadi 7.930,63 poin pada Rabu (22/2/2023), setelah tergerus 0,46 persen atau 36,56 poin menjadi 7.977,75 poin pada Selasa (21/2/2023), dan terangkat 0,12 persen atau 9,95 poin menjadi 8.014,31 poin pada Senin (20/2/2023).

Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Baca juga: Saham Inggris dibuka melemah tertekan perdagangan ex-dividen

Diikuti oleh saham perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan tambang tembaga di Chile dan melakukan kegiatan eksplorasi di Chile dan Peru, Antofagasta PLC anjlok 5,47 persen, serta grup perusahaan pengemasan dan kertas multinasional Inggris Mondi PLC terperosok 4,81 persen.

Sementara itu, Rolls-Royce Holdings PLC, sebuah perusahaan industri kedirgantaraan dan pertahanan multinasional Inggris melambung 23,68 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan induk maskapai penerbangan multinasional Inggris-Spanyol International Consolidated Airlines Group SA dan biasanya disingkat menjadi IAG yang melonjak 4,34 persen; serta perusahaan induk komunikasi, periklanan, hubungan masyarakat, teknologi, dan perdagangan multinasional Inggris WPP PLC terangkat 3,44 persen.
Baca juga: Saham Inggris dibuka jatuh tertekan kekhawatiran kenaikan suku bunga
Baca juga: Saham Inggris dibuka jatuh terseret kekhawatiran kenaikan suku bunga