Jakarta (ANTARA) - PP Perbasi membekukan kegiatan klub Louvre Surabaya dikarenakan adanya indikasi tim tersebut melakukan match fixing atau pengaturan skor selama bertanding di ASEAN Basketball League (ABL) 2023.

“Sehubungan dengan investigasi yang sedang dilakukan oleh PP PERBASI, maka dengan ini semua kegiatan klub Louvre Surabaya secara resmi dibekukan sampai dengan batas waktu yang belum bisa ditentukan,” kata Sekjen PP Perbasi Nirmala Dewi di Jakarta, Kamis.

Nirmala mengatakan pembekuan tersebut juga termasuk tidak diperbolehkannya partisipasi klub Louvre Surabaya dan manajemen tim pada semua kejuaraan bola basket baik nasional maupun internasional.

Bahkan dia mengatakan keputusan pembekuan Louvre Surabaya juga dikoordinasikan dengan federasi bola basket internasional. “Apa yang kita lakukan ini tentu dikoordinasikan dengan FIBA Asia, FIBA Dunia, dan SEABA,” lanjutnya.

Baca juga: Sindir pemain IBL usia 40, Erick Thohir minta pembinaan diperkuat

Ketum PP Perbasi Danny Kosasih menjelaskan penghentian sementara aktivitas Louvre Surabaya itu diharapkan bisa membantu proses investigasi dugaan pengaturan skor terhadap klub tersebut.

"Kami akan lakukan investigasi lebih lanjut terkait indikasi match fixing ini,” kata Danny.

Sebelumnya, Perbasi juga telah memerangi match fixing di kompetisi domestik IBL. Hukuman seumur hidup diberlakukan kepada enam pemain berupa tidak boleh berkegiatan di lingkup IBL.

Oleh IBL sanksi itu sesuai peraturan pelaksanaan IBL BAB IV Pasal 6 ayat 16 yang berbunyi “bagi personil klub yang melanggar bab IV pasal 4 ayat 2 yaitu melakukan dan terlibat dalam pengaturan hasil pertandingan dilarang mengikuti kegiatan IBL seumur hidup dan denda maksimal Rp100 juta rupiah”.

Baca juga: Pau Gasol ditunjuk menjadi duta global untuk FIBA World Cup 2023