Rupiah menguat di tengah kekhawatiran suku bunga AS lebih tinggi
23 Februari 2023 09:21 WIB
Petugas perbankan menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah, Jakarta, Selasa (31/1/2023). ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom/aa.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi menguat di tengah kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed lebih tinggi.
Rupiah pada Kamis pagi naik 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp15.190 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.200 per dolar AS.
"Notulen rapat The Fed yang dirilis dini hari tadi mengisyaratkan bahwa The Fed belum akan berhenti menaikkan suku bunga acuannya tahun ini," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ekspektasi kenaikan yang lebih besar dibandingkan rapat sebelumnya juga semakin meningkat, menurut CME FedWatch Tools. Hal itu, menurut Ariston, bisa menjadi pelemah rupiah ke depannya terhadap dolar AS.
Risalah dari pertemuan Fed 31 Januari hingga 1 Februari mengatakan sebagian besar pejabat mendukung kenaikan seperempat poin karena kecepatan yang lebih lambat "akan lebih baik memungkinkan mereka untuk menilai kemajuan ekonomi" menuju penurunan inflasi ke target 2,0 persen.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi naik jadi Rp15.190 per dolar AS
Tetapi "beberapa" peserta langsung menyukai peningkatan 50 basis poin yang lebih besar pada pertemuan tersebut, atau mengatakan bahwa mereka "dapat mendukungnya".
Serangkaian data dalam beberapa pekan terakhir telah menandakan aktivitas bisnis yang kuat di ekonomi terbesar dunia itu, pasar tenaga kerja yang ketat, penjualan ritel yang kuat, dan harga produsen bulanan yang lebih tinggi.
Data yang lebih panas dari perkiraan telah membantu menjaga dolar lebih kuat, tetapi juga menambah kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS kemungkinan perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama jika inflasi ingin mencapai target Fed.
Di sisi lain, Ariston menuturkan pasar saham Asia tidak seluruhnya bergerak negatif pagi ini. Kemungkinan pasar mengambil peluang membeli aset-aset berisiko di level rendah. Sentimen tersebut bisa menjaga rupiah tidak terlalu melemah.
Ia memproyeksikan pelemahan rupiah hari ini bisa ke arah Rp15.230 per dolar AS, dengan potensi tertahan di kisaran Rp15.150 per dolar AS.
Pada Rabu (22/2), kurs rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp15.200 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.190 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah merosot seiring pasar tunggu respons kebijakan Fed
Baca juga: Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023 sambangi lima pulau di Kalbar
Rupiah pada Kamis pagi naik 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp15.190 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.200 per dolar AS.
"Notulen rapat The Fed yang dirilis dini hari tadi mengisyaratkan bahwa The Fed belum akan berhenti menaikkan suku bunga acuannya tahun ini," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ekspektasi kenaikan yang lebih besar dibandingkan rapat sebelumnya juga semakin meningkat, menurut CME FedWatch Tools. Hal itu, menurut Ariston, bisa menjadi pelemah rupiah ke depannya terhadap dolar AS.
Risalah dari pertemuan Fed 31 Januari hingga 1 Februari mengatakan sebagian besar pejabat mendukung kenaikan seperempat poin karena kecepatan yang lebih lambat "akan lebih baik memungkinkan mereka untuk menilai kemajuan ekonomi" menuju penurunan inflasi ke target 2,0 persen.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi naik jadi Rp15.190 per dolar AS
Tetapi "beberapa" peserta langsung menyukai peningkatan 50 basis poin yang lebih besar pada pertemuan tersebut, atau mengatakan bahwa mereka "dapat mendukungnya".
Serangkaian data dalam beberapa pekan terakhir telah menandakan aktivitas bisnis yang kuat di ekonomi terbesar dunia itu, pasar tenaga kerja yang ketat, penjualan ritel yang kuat, dan harga produsen bulanan yang lebih tinggi.
Data yang lebih panas dari perkiraan telah membantu menjaga dolar lebih kuat, tetapi juga menambah kekhawatiran bahwa Bank Sentral AS kemungkinan perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama jika inflasi ingin mencapai target Fed.
Di sisi lain, Ariston menuturkan pasar saham Asia tidak seluruhnya bergerak negatif pagi ini. Kemungkinan pasar mengambil peluang membeli aset-aset berisiko di level rendah. Sentimen tersebut bisa menjaga rupiah tidak terlalu melemah.
Ia memproyeksikan pelemahan rupiah hari ini bisa ke arah Rp15.230 per dolar AS, dengan potensi tertahan di kisaran Rp15.150 per dolar AS.
Pada Rabu (22/2), kurs rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp15.200 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.190 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah merosot seiring pasar tunggu respons kebijakan Fed
Baca juga: Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023 sambangi lima pulau di Kalbar
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: