Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia selama sepekan ke depan yang salah satunya dipicu oleh aktivitas Monsoon Asia yang menguat.
"Perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi, BMKG, Guswanto di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan, potensi cuaca ekstrem ini juga dipicu oleh kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan lebih intensif dalam beberapa waktu ke depan, diantaranya aktivitas Monsoon Asia yang menguat.
Selain itu, kata dia, terdapat juga indikasi aktifnya serukan dingin dari Asia serta adanya pusat tekanan rendah di Perairan Barat Australia dan pola sirkulasi angin yang terbentuk di sekitar wilayah Indonesia yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi).
Baca juga: BMKG: Cuaca ekstrem berpotensi di Jateng pada 21-23 Februari
Baca juga: BMKG: Sebagian wilayah Jatim potensi terjadi cuaca ekstrem
"Kondisi itu dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan," katanya.
Berdasarkan prakiraan berbasis dampak, Guswanto menyampaikan, wilayah dengan potensi siaga dampak hujan lebat periode 22-24 Februari 2023 perlu diwaspadai di sebagian wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, NTB, NTT.
Guswanto juga menyampaikan adanya potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75 persen (OCNL/Occasional) selama tujuh hari ke depan yang diprediksi terjadi di Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Laut Filipina, Samudera Pasifik Utara Pulau Papua.
Kemudian, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Timor, Samudera Hindia, sebagian Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan Pulau Papua.
Sementara awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial lebih dari 75 persen (FRQ/Frequent) selama tujuh hari ke depan diprediksi terjadi di Laut Filipina, Teluk Carpentaria, Samudera Hindia.
Guswanto menambahkan gelombang tinggi juga berpotensi terjadi di wilayah perairan Indonesia pada tanggal 23-24 Februari 2023.
Ia memaparkan tinggi gelombang 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga NTB, perairan Utara Kep. Anambas-Kep. Natuna.
Sementara gelombang lebih tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.*
Baca juga: BMKG: Waspada potensi gelombang laut tinggi di Bali sampai 21 Februari
Baca juga: BMKG sebut perubahan iklim sebabkan terganggunya siklus hidrologi
BMKG: Waspada cuaca ekstrem sepekan dipicu aktivitas Monsoon Asia
22 Februari 2023 20:59 WIB
Citra satelit cuaca yang dilaporkan BMKG melalui laman resmi, Rabu (22/2/2023). (ANTARA/HO-BMKG)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023
Tags: