Tokyo (ANTARA) - Jepang akan mencari dukungan dari negara-negara G-7 untuk membuang air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang lumpuh di Prefektur Fukushima ke Samudra Pasifik saat mengadakan pertemuan para menteri energi G-7 bulan April, menurut sumber pemerintah, Rabu.

Pemerintah berusaha untuk memasukkan frasa yang mengatakan bahwa anggota G-7 "menyambut" pendekatan "transparan" terhadap pembuangan air olahan, dalam sebuah dokumen yang akan dirilis setelah pertemuan 15-16 April di Sapporo, utara Jepang, menurut sumber tersebut.

Langkah tersebut mencerminkan upaya pemerintah untuk mempromosikan narasi tentang keamanan air olahan, yang mengandung konsentrasi tritium level rendah, saat komunitas nelayan Jepang tetap menentang rencana tersebut dan negara tetangga China dan Korea Selatan telah mengekspresikan keprihatinannya.

Jepang juga sedang bernegosiasi dengan anggota lainnya untuk memasukkan ke dokumen bahwa mereka "menyambut kemajuan" yang dibuat dalam daur ulang tanah yang tercemar, dipindahkan setelah pekerjaan dekontaminasi di area terdampak oleh bencana nuklir, yang dipicu oleh gempa bumi kuat dan tsunami tahun 2011, menurut sumber.

Tetapi beberapa negara secara eksplisit menentang pernyataan tersebut, dan ada pandangan di dalam Pemerintahan Jepang bahwa akan sulit untuk G-7 memasukkan frasa di dalam dokumen akhir, kata sumber.

Pemerintah dan operator pembangkit listrik, Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. (TEPCO), bertujuan untuk mulai membuang air olahan sekitar musim semi atau musim panas, dengan pekerjaan konstruksi sedang dilakukan untuk memasang terowongan bawah laut dan fasilitas lain yang dibutuhkan.

Sementara rencana pemerintah untuk memberikan bantuan keuangan kepada komunitas nelayan yang terdampak untuk membantu mereka melanjutkan operasi dan mencegah kerusakan reputasi, asosiasi koperasi perikanan Jepang secara konsisten menentang rencana pembuangan tersebut.

Setelah bencana nuklir, sejumlah besar air masih dibutuhkan untuk terus mendinginkan bahan bakar cair dan sisa bahan bakar di pembangkit listrik Fukushima Daiichi.

Air yang dipompa ke pembangkit listrik untuk tujuan ini telah bercampur dengan air tanah dan air hujan, terakumulasi dalam tangki penyimpanan di kompleks TEPCO setelah diolah dengan pemrosesan cairan canggih yang menghilangkan sebagian besar radionuklida.

Sedangkan untuk tanah lapisan atas yang diekstraksi dari pekerjaan dekontaminasi di Fukushima, pemerintah berencana untuk membuangnya di luar prefektur. Untuk mengurangi tanah lapisan atas yang dibuang, Kementerian Lingkungan Hidup berencana untuk menggunakan kembali tanah tersebut dengan bahan radio aktif tingkat rendah lainnya dalam proyek pekerjaan umum.

Meski kementerian berusaha melanjutkan uji demonstrasi atas rencana tersebut, pihaknya ingin mendapatkan pemahaman publik atas masalah tersebut.

Sebagai ketua G-7 tahun ini, Jepang akan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) selamat tiga hari mulai 19 Mei di Hiroshima, tempat konstituensi Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berada.

Sumber: KYODO-OANA

Baca juga: Nelayan Korsel protes rencana Jepang buang air Fukushima ke laut
Baca juga: Korsel menentang keputusan Jepang untuk buang air radioaktif Fukushima
Baca juga: 10 tahun setelah Fukushima, Jepang kenang petaka nuklir