G7 kecam Rusia, janji jatuhkan lagi sanksi ekonomi
22 Februari 2023 11:36 WIB
Foto arsip - Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berbaris untuk foto bersama di kastil Schloss Elmau, selama pertemuan puncak para pemimpin G7 di dekat Garmisch-Partenkirchen, Jerman, Minggu (26/6/2022). ANTARA/REUTERS/Lukas Barth/am.
Washington (ANTARA) - Para menteri luar negeri Kelompok Tujuh (G7) pada Selasa mengecam serangan terus menerus Rusia terhadap Ukraina dan berjanji bahwa G7 akan mengambil langkah-langkah tambahan untuk melemahkan kemampuan Rusia dalam membiayai perang.
"Kami akan menjatuhkan sanksi ekonomi lebih dalam lagi terhadap Rusia, dan kepada individu dan entitas di dalam dan di luar Rusia yang memberikan dukungan politik atau ekonomi untuk pelanggaran hukum internasional ini," kata G7 dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan G7 tersebut dirilis tiga hari sebelum peringatan satu tahun invasi Rusia di Ukraina.
Para menteri G7 meminta semua anggota komunitas internasional agar menolak aksi Rusia dan upayanya dalam mengambil alih wilayah dengan paksa.
"Kami tak tergoyahkan dalam memberi dukungan untuk hak Ukraina dalam mempertahankan diri dari agresi Rusia dan hak Ukraina yang tidak perlu dipertanyakan lagi dalam merebut kembali wilayahnya dari Rusia," kata mereka.
Baca juga: Bos Wagner Group tuding pemimpin militer Rusia berkhianat
Para menteri G7 itu juga menyebut retorika nuklir yang tidak bertanggung jawab yang disampaikan Rusia tidak akan mengusik atau menghalangi mereka dalam membantu Ukraina.
Para pemimpin negara G7 yang beranggotakan Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa, dijadwalkan menggelar pertemuan tingkat tinggi secara daring pada hari peringatan satu tahun perang Rusia-Ukraina.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Senin (20/2) menyatakan akan mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengikuti konferensi tingkat tinggi (KTT) G7.
KTT itu akan menjadi yang pertama diselenggarakan oleh perdana menteri Jepang yang mendapatkan giliran mengetuai G7 tahun ini.
Baca juga: Pemimpin dunia yang berani kunjungi Ukraina di tengah perang
Sumber: Kyodo-OANA
"Kami akan menjatuhkan sanksi ekonomi lebih dalam lagi terhadap Rusia, dan kepada individu dan entitas di dalam dan di luar Rusia yang memberikan dukungan politik atau ekonomi untuk pelanggaran hukum internasional ini," kata G7 dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan G7 tersebut dirilis tiga hari sebelum peringatan satu tahun invasi Rusia di Ukraina.
Para menteri G7 meminta semua anggota komunitas internasional agar menolak aksi Rusia dan upayanya dalam mengambil alih wilayah dengan paksa.
"Kami tak tergoyahkan dalam memberi dukungan untuk hak Ukraina dalam mempertahankan diri dari agresi Rusia dan hak Ukraina yang tidak perlu dipertanyakan lagi dalam merebut kembali wilayahnya dari Rusia," kata mereka.
Baca juga: Bos Wagner Group tuding pemimpin militer Rusia berkhianat
Para menteri G7 itu juga menyebut retorika nuklir yang tidak bertanggung jawab yang disampaikan Rusia tidak akan mengusik atau menghalangi mereka dalam membantu Ukraina.
Para pemimpin negara G7 yang beranggotakan Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa, dijadwalkan menggelar pertemuan tingkat tinggi secara daring pada hari peringatan satu tahun perang Rusia-Ukraina.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Senin (20/2) menyatakan akan mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengikuti konferensi tingkat tinggi (KTT) G7.
KTT itu akan menjadi yang pertama diselenggarakan oleh perdana menteri Jepang yang mendapatkan giliran mengetuai G7 tahun ini.
Baca juga: Pemimpin dunia yang berani kunjungi Ukraina di tengah perang
Sumber: Kyodo-OANA
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023
Tags: