Di parlemen Hungaria, Gobel dorong perbanyak kolaborasi kedua negara
21 Februari 2023 06:36 WIB
Wakil Ketua DPR Bidang Koordinasi Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel dan anggota DPR lainnya pada pertemuan dengan Wakil Ketua Parlemen Hungaria Olah Lajos di Gedung Parlemen Hungaria, Budapest, Senin (20/2/2023). ANTARA/Risbiani Fardaniah.
Budapest, Hungaria (ANTARA) - Wakil Ketua DPR Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel mendorong kolaborasi, yang lebih beragam dan banyak, antara Indonesia dan Hungaria dalam kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPR RI ke parlemen Hungaria.
"Kami mendiskusikan banyak hal, termasuk IKN, dan kerja sama di bidang pendidikan, ekonomi, budaya, termasuk musik dan olahraga," katanya usai bertemu Wakil Ketua Parlemen Hungaria Olah Lajos di Budapest, Hungaria, Senin.
Pada kunjungan kerja itu, Gobel didampingi Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan dan Charles Meikyansyah, Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti Widya Putri, Wakil Ketua Komisi VI M Hekal, Anggota Komisi VI Nasim Khan, Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman, Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Rachmat Hidajat, dan Dubes Indonesia untuk Hungaria Dimas Wahab.
Diakuinya secara ekonomi, khususnya perdagangan kedua negara tidak terlalu besar, di bawah potensi yang ada. Namun, banyak bidang-bidang lain yang dijajaki kedua pimpinan parlemen itu untuk mendorong kerja sama lebih lanjut kedua negara baik pemerintah maupun swasta.
Apalagi, Gobel menilai Hungaria memiliki keunggulan dari segi teknologi, yang mana banyak penemu yang meraih Nobel dari negara tersebut. Di satu sisi, Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang besar, yang apabila disinergikan bisa saling menguntungkan.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi kebijakan Pemerintah Hungaria yang memberi 110 beasiswa per tahun bagi mahasiswa Indonesia untuk menimba ilmu di negara tersebut sebagai bagian hubungan dari people to people yang dikembangkannya dalam hubungan antarparlemen untuk meningkatkan kerja sama dengan negara lain.
"Selalu memulai dari people to people dan heart to heart relationship. Bukan dimulai dari pocket to pocket," ujar Gobel.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI M Hekal mengatakan nilai perdagangan Indonesia dan Hungaria tidak terlalu besar, demikian pula dengan investasi.
Namun, kedua parlemen sepakat untuk mendorong kerja sama lebih lanjut, yang mana selama ini Hungaria memiliki kerja sama di bidang perairan dan pembayaran jalan tol (multi line free flow/MLFF).
"Neraca perdagangan (Indonesia-Hungaria) baru 200 juta dolar AS, tentunya ini bisa dinaikkan. Apalagi, Hungaria termasuk negara kaya, yang bisa dijadikan pintu masuk pengusaha-pengusaha di Indonesia untuk pasar Eropa," katanya.
Karena itu, ia akan mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk meningkatkan ekspor ke negara nontradisional, termasuk Hungaria yang pendapatan per kapitanya besar, dan persaingan komoditas ekspor Indonesia tidak terlalu ketat.
Baca juga: Gobel: Perlu konsep jelas manfaatkan peluang pasar tenaga kerja dunia
Baca juga: Rachmat Gobel paparkan pembangunan IKN di Parlemen Hungaria
Baca juga: Wakil Ketua DPR: PRT berperan membangun keluarga
"Kami mendiskusikan banyak hal, termasuk IKN, dan kerja sama di bidang pendidikan, ekonomi, budaya, termasuk musik dan olahraga," katanya usai bertemu Wakil Ketua Parlemen Hungaria Olah Lajos di Budapest, Hungaria, Senin.
Pada kunjungan kerja itu, Gobel didampingi Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan dan Charles Meikyansyah, Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti Widya Putri, Wakil Ketua Komisi VI M Hekal, Anggota Komisi VI Nasim Khan, Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman, Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Rachmat Hidajat, dan Dubes Indonesia untuk Hungaria Dimas Wahab.
Diakuinya secara ekonomi, khususnya perdagangan kedua negara tidak terlalu besar, di bawah potensi yang ada. Namun, banyak bidang-bidang lain yang dijajaki kedua pimpinan parlemen itu untuk mendorong kerja sama lebih lanjut kedua negara baik pemerintah maupun swasta.
Apalagi, Gobel menilai Hungaria memiliki keunggulan dari segi teknologi, yang mana banyak penemu yang meraih Nobel dari negara tersebut. Di satu sisi, Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang besar, yang apabila disinergikan bisa saling menguntungkan.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi kebijakan Pemerintah Hungaria yang memberi 110 beasiswa per tahun bagi mahasiswa Indonesia untuk menimba ilmu di negara tersebut sebagai bagian hubungan dari people to people yang dikembangkannya dalam hubungan antarparlemen untuk meningkatkan kerja sama dengan negara lain.
"Selalu memulai dari people to people dan heart to heart relationship. Bukan dimulai dari pocket to pocket," ujar Gobel.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI M Hekal mengatakan nilai perdagangan Indonesia dan Hungaria tidak terlalu besar, demikian pula dengan investasi.
Namun, kedua parlemen sepakat untuk mendorong kerja sama lebih lanjut, yang mana selama ini Hungaria memiliki kerja sama di bidang perairan dan pembayaran jalan tol (multi line free flow/MLFF).
"Neraca perdagangan (Indonesia-Hungaria) baru 200 juta dolar AS, tentunya ini bisa dinaikkan. Apalagi, Hungaria termasuk negara kaya, yang bisa dijadikan pintu masuk pengusaha-pengusaha di Indonesia untuk pasar Eropa," katanya.
Karena itu, ia akan mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk meningkatkan ekspor ke negara nontradisional, termasuk Hungaria yang pendapatan per kapitanya besar, dan persaingan komoditas ekspor Indonesia tidak terlalu ketat.
Baca juga: Gobel: Perlu konsep jelas manfaatkan peluang pasar tenaga kerja dunia
Baca juga: Rachmat Gobel paparkan pembangunan IKN di Parlemen Hungaria
Baca juga: Wakil Ketua DPR: PRT berperan membangun keluarga
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: