Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan Indonesia menjadi tuan rumah bagi program krusial mengenai kebijakan air dunia melalui World Water Forum (WWF) ke-10 pada tahun depan di Bali.

"Indonesia dapat kehormatan menjadi tuan rumah. Bukan itu saja, Indonesia jadi capital, water capital of the world. Ibukotanya dunia tentang air. Semua mata akan tertuju ke Indonesia. Karena itu ia kita harus menunjukkan kepemimpinan yang kuat sehingga berbagai isu tentang air ini diselesaikan pada level yang tertinggi," kata Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Endra mengatakan, Indonesia secara resmi terpilih sebagai tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 2024 mendatang. Dalam menerima kepercayaan ini jangan hanya melihat Indonesia sebagai tuan rumah, namun sebagai ibu kota air dunia.

Baca juga: Indonesia ajak seluruh negara atasi masalah krisis air

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menekankan pentingnya mendapatkan manfaat nyata bagi Indonesia ketika menjadi tuan rumah dalam menggelar acara-acara bertaraf internasional, salah satunya dalam kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10 pada 2024 mendatang.

"Kalau selama penyelenggaraan itu kan sudah pasti ya kita dapat publikasi, exposure, UMKM kita, pariwisata kita meningkat. Tapi di balik itu kita juga berharap bahwa ada program terkait air yang memang bisa masuk ke Indonesia dan itu bisa membantu kita menyelesaikan berbagai masalah tentang air tadi," kata Endra.

Dia menegaskan, selama penyelenggaraan World Water Forum (WWF) nanti, Indonesia akan mendorong 6 topik pembahasan. Diharapkan nantinya menjadi program untuk diimplementasikan sebagai bagian dari kebijakan tata kelola air. Baik di tingkat nasional maupun internasional bersama negara-negara anggota.

"Ada beberapa masalah yang memang kita identifikasi cukup penting. Ini harus di pikirkan solusinya ke depan. Pertama adalah tentang relasi human and nature. Jadi bagaimana perilaku manusia ini juga harus tetap bersahabat dengan lingkungan. Tidak merusak lingkungan. Konservasi kita upayakan lebih intensif lagi," ujarnya.

Baca juga: Menko Marves: World Water Forum tonggak terpenting menuju 2030

Endra mencontohkan, bencana yang terjadi di Bengawan Solo beberapa bulan lalu merupakan dampak dari relasi manusia dan alam yang tidak harmonis. Meningkatnya urbanisasi membuat lahan-lahan yang seharusnya merupakan DAS (daerah aliran sungai) menjadi berkurang.

Terkait water security, Indonesia ingin mendorong negara-negara anggota untuk bersama-sama menjaga ketahanan air, ketahanan pangan hingga menjamin air bersih yang cukup serta menjaga sanitasi yang layak.

Selanjutnya, kata Endra mengurangi resiko bencana, terutama terkait air. Kemudian, meningkatkan kerjasama tentang air. Menurutnya, kerjasama tentang air ini bisa dilakukan di berbagai level mulai dari antar daerah, nasional hingga global.

Sebagaimana diketahui, World Water Forum (WWF) ke-10 merupakan penyelenggaraan pertemuan internasional terbesar di bidang air yang rencananya digelar di Bali, pada 3-9 Juni 2024 mendatang.

Adapun, Forum Air Dunia merupakan kegiatan pertemuan internasional terbesar di bidang air yang membahas pengelolaan sumber daya air melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Forum tersebut diprakarsai Dewan Air Dunia atau World Water Council (WWC) dan diselenggarakan setiap tiga tahun sekali sejak 1997.