Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memulai kunjungan keliling atau "roadshow" ke Singapura dan Filipina untuk mengkomunikasikan inisiatif Indonesia sebagai Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) 2023.

Selain itu, menurut Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, kunjungan keliling tersebut untuk mengumpulkan umpan balik dari para pelaku bisnis dan pemangku kepentingan di kawasan, serta mempromosikan dukungan untuk program warisan keketuaan ASEAN BAC.

"Roadshow ini bertujuan untuk lebih memperkuat hubungan ekonomi dan bilateral antara Indonesia, Singapura dan Filipina dengan cara menjajaki peluang kerjasama dan bertukar pengetahuan, serta praktik terbaik," ujar Arsjad yang juga Ketua ASEAN BAC 2023 melalui keterangannya di Jakarta, Senin.

Beberapa pemangku kepentingan yang ditemui diantaranya Menteri Lingkungan Hidup dan Keberlanjutan Singapura Grace Fu, Menteri Perdagangan Filipina Alfredo E. Pascual, beberapa perusahaan besar seperti Temasek, lembaga keuangan multilateral Bank Pembangunan Asia (ADB), serta asosiasi bisnis di Singapura dan Filipina.

Dalam kunjungan itu Arsjad juga menjelaskan visi Kadin Indonesia untuk mewujudkan sentralitas ASEAN dan terlibat dalam bisnis bersama pejabat maupun pemerintah setempat termasuk lima prioritas dan tujuh legacy projects.

Menurut dia, kunjungan keliling ini merupakan langkah penting dalam mempromosikan keketuaan ASEAN-BAC Indonesia, mendorong reformasi kebijakan regional, membangun kerjasama dalam legacy projects serta memperkuat fondasi yang kuat dari hubungan perdagangan dan investasi.

Singapura yang menjadi tujuan kunjungan pertama, menyumbang lebih dari 30 persen dari total Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia pada 2021.

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong dan Presiden Joko Widodo sepakat untuk memperkuat investasi pada sektor energi baru terbarukan di Indonesia. Singapura juga merupakan rumah bagi sekitar 80 dari 100 perusahaan teknologi teratas dunia, menjadikannya sebagai pusat inovasi digital.

Setelah menyelesaikan agenda di Singapura, seluruh jajaran ASEAN BAC melanjutkan perjalanan menuju Filipina sebagai negara kedua yang menjadi tujuan kunjungan kali ini.

Sebagai latar belakang, hubungan bilateral antara Indonesia dan Filipina dimulai pada 24 November 1949 dan Indonesia sendiri pun menjadi salah satu mitra dagang utama Filipina, peringkat ke-8 pada tahun 2021.

Total nilai perdagangan kedua negara pada tahun 2021 mencapai US$9,5 miliar terdiri dari ekspor 8,6 miliar dolar AS dan impor 1,2 miliar dolar AS.

Pada tahun 2019, pemerintah Indonesia menerapkan “Philippine First Policy” yang memprioritaskan barang pertanian Filipina untuk diimpor. Dalam pembangunan berkelanjutan, kedua negara juga baru saja mengumumkan kemitraan dengan Asia Development Bank untuk membentuk mekanisme transisi energi (ETM) di kedua negara.

Dalam misi perjalanan roadshow Filipina, seluruh jajaran ASEAN BAC juga bertemu dengan Liza Araneta Marcos, yang merupakan istri dari Presiden Filipina, Bongbong Marcos untuk membahas mengenai prioritas dan legacy program ASEAN BAC.

Alternate Chair of ASEAN-BAC Bernardino Vega mengatakan Kadin Indonesia berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan dan kemajuan di kawasan, dan sektor swasta akan berperan sentral dalam perjalanan ini.

"Dengan visinya yang berani untuk masa depan, keketuaan ASEAN-BAC Indonesia akan membentuk lanskap ekonomi kawasan untuk tahun-tahun yang akan datang," katanya.

Baca juga: Pimpin ASEAN-BAC 2023, Kadin ajukan tujuh program "legacy"
Baca juga: Di WEF 2023, Kadin ajak investor global kembangkan peluang investasi
Baca juga: RI dinilai berpeluang pimpin ASEAN jadi poros ekonomi global