Jakarta (ANTARA) - Home Credit mencatat jumlah pelanggan rata-rata tumbuh 69 persen per tahun selama 10 tahun kegiatan operasionalnya.


Pada 2013 jumlah pelanggan Home Credit hanya mencapai 300 ribu dan tumbuh menjadi 5,8 juta pada akhir 2022 dengan total volume pembiayaan mencapai Rp51 triliun.

Direktur Utama Home Credit Indonesia Animesh Narang mengatakan pertumbuhan yang sangat signifikan tersebut juga dibarengi dengan semakin inklusifnya layanan keuangan Home Credit dimana 35 persen pelanggan layanan bertempat tinggal di luar Pulau Jawa dalam 10 tahun terakhir.

“Selain itu, rata-rata jumlah first-time borrowers atau individu yang baru pertama kali menggunakan layanan pembiayaan formal per bulan mencapai 32 persen pada 2022,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Melalui layanan keuangannya yang terus berkembang selama 10 tahun, Home Credit berkomitmen untuk terus membuka akses masyarakat terhadap ekonomi formal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.

“Layanan kami terus berkembang mengikuti kebutuhan masyarakat Indonesia yang dinamis. Pada 2013, Home Credit menjadi pionir dalam menyediakan pembiayaan barang di toko dengan fokus terhadap keterjangkauan dan kenyamanan,” katanya.

Kini layanan Home Credit bisa diakses melalui aplikasi digital My Home Credit dan pelanggan bisa mendapatkan penawaran pembiayaan seperti bunga 0 persen dalam beberapa menit.

Layanan Home Credit juga semakin adaptif dan variatif, dimana selain pembiayaan barang, pelanggan bisa memanfaatkan berbagai layanan secara digital seperti pembiayaan modal usaha, asuransi, pay later hingga e-wallet melalui aplikasi My Home Credit yang telah digunakan oleh 14,3 juta pengguna terdaftar pada akhir Desember 2022.

“Adapun layanan pembiayaan barang kini dapat diakses di lebih dari 23 ribu toko di 217 kota atau kabupaten di Indonesia,” kata Animesh.
Baca juga: Citi beri fasilitas pembiayaan sosial bersama Home Credit Rp275 miliar

Baca juga: Home Credit gelar "PESTA" guna dorong inklusi & literasi keuangan