Konferensi Keamanan Munich usai dengan seruan tatanan dunia seimbang
20 Februari 2023 14:03 WIB
Jens Stoltenberg, sekretaris jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berpidato dalam Konferensi Keamanan Munich (Munich Security Conference/MSC) yang diadakan di Munich, Jerman, pada 19 Februari 2022. (Xinhua/Lu Yang)
Munich, Jerman (ANTARA) - Konferensi Keamanan Munich (Munich Security Conference/MSC) ke-59 telah ditutup dengan sebuah seruan untuk pembentukan tatanan dunia yang lebih seimbang.
Pihak Barat sudah mendengar keluhan dari negara-negara Global South, kata Ketua Konferensi Keamanan Munich (MSC) Christoph Heusgen saat menutup konferensi tersebut pada Minggu (19/2).
Tahun ini, MSC mengundang perwakilan dari negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan jumlah yang mencatat rekor, menargetkan untuk memberikan perhatian ekstra pada masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara tersebut serta ketidakpuasan mereka terhadap tatanan global saat ini, ujar Heusgen.
Dalam konferensi yang berlangsung selama tiga hari tersebut, banyak pemimpin Barat, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, mengakui bahwa tatanan global saat ini tidak seimbang dan negara-negara Barat dengan cepat kehilangan kepercayaan dari negara-negara belahan selatan dunia (Global South).
Menteri Luar Negeri Togo Robert Dussey mengatakan kepada Xinhua bahwa Afrika harus memiliki sikap dan visinya sendiri.
Menurut laporan yang dirilis oleh MSC sebelum konferensi dimulai, sejumlah besar negara Global South sejauh ini dibatasi dalam peran sebagai "penerima aturan" di bawah tatanan global saat ini.
Laporan tersebut mendesak upaya untuk mengubah tatanan global yang ada sehingga dapat memperoleh lebih banyak dukungan dari negara-negara di dunia.
"Kami dapat bekerja dengan China, dengan pihak Barat, dan dengan semua pihak," kata Dussey.
Pihak Barat sudah mendengar keluhan dari negara-negara Global South, kata Ketua Konferensi Keamanan Munich (MSC) Christoph Heusgen saat menutup konferensi tersebut pada Minggu (19/2).
Tahun ini, MSC mengundang perwakilan dari negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan jumlah yang mencatat rekor, menargetkan untuk memberikan perhatian ekstra pada masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara tersebut serta ketidakpuasan mereka terhadap tatanan global saat ini, ujar Heusgen.
Dalam konferensi yang berlangsung selama tiga hari tersebut, banyak pemimpin Barat, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, mengakui bahwa tatanan global saat ini tidak seimbang dan negara-negara Barat dengan cepat kehilangan kepercayaan dari negara-negara belahan selatan dunia (Global South).
Menteri Luar Negeri Togo Robert Dussey mengatakan kepada Xinhua bahwa Afrika harus memiliki sikap dan visinya sendiri.
Menurut laporan yang dirilis oleh MSC sebelum konferensi dimulai, sejumlah besar negara Global South sejauh ini dibatasi dalam peran sebagai "penerima aturan" di bawah tatanan global saat ini.
Laporan tersebut mendesak upaya untuk mengubah tatanan global yang ada sehingga dapat memperoleh lebih banyak dukungan dari negara-negara di dunia.
"Kami dapat bekerja dengan China, dengan pihak Barat, dan dengan semua pihak," kata Dussey.
Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023
Tags: