Jenama fesyen Jawhara rambah bisnis wisata dan kuliner
19 Februari 2023 16:51 WIB
Brand fesyen syari Jawhara resmikan lini bisnis baru yakni Jawhara Tour and Travel dan Jawhara Food and Beverages di ARTOTEL Suite Mangkuluhur, Jakarta, Minggu (19/2/2023). ANTARA/Suci Nurhaliza.
Jakarta (ANTARA) - Setelah delapan tahun berkarya di industri fesyen, Jawhara memperluas jaringan bisnis dengan memasuki bidang pariwisata dan kuliner, yakni Jawhara Tour and Travel dan Jawhara Food and Beverages: Konotori Japanese Rice & Noodles.
Peresmian dua lini bisnis baru itu dilakukan di sebuah hotel di Jakarta pada Minggu, bersamaan dengan peluncuran koleksi Ramadhan dari Jawhara yakni Alhambra dan brand modest terbaru, Najla Mahendra.
Ukie Mahendra selaku perwakilan dari Jawhara Tour and Travel dan Jawhara Food and Beverages mengatakan dua lini bisnis baru itu dihadirkan karena melihat tingginya permintaan dari Jawhara Lovers yang ingin beribadah maupun berlibur bersama keluarga, serta terus meningkatnya penggemar kuliner di Indonesia.
"Jawhara Tour and Travel menyediakan beberapa paket liburan dan umrah dengan harga, keamanan, kualitas, dan kelas yang utama. Kami memberikan paket perjalanan yang lengkap dengan berbagai pilihan destinasi," ujar Ukie.
"Sementara Jawhara Food and Beverages ini kami awali dengan mengembangkan makanan khas Jepang, tetapi diadaptasi ke nilai-nilai lokal dengan kualitas dan cita rasa yang otentik," lanjut dia.
Baca juga: Koleksi terbaru busana muslimah bermotif bunga dari Jawhara Syar'i
Pada kesempatan yang sama, Ukie mengungkapkan bahwa Jawhara memiliki target untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada akhir tahun 2024 atau awal 2025 dengan maksimal pelepasan sebesar 30 persen.
Sedangkan untuk tahun 2023, ia mengatakan, Jawara menargetkan pertumbuhan yang lebih kuat dari tahun-tahun sebelumnya.
"Jadi kita yang tadinya hanya di segmen A dan B, kemudian masuk segmen A, B, C, dan D. Kita coba masuk ke semua kalangan," kata Ukie.
Ia menambahkan, perusahaan menargetkan paling tidak dapat mencapai omset yang sama seperti pencapaian di tahun 2019 dan membuka lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.
Ukie yang memiliki latar belakang sebagai profesional di pasar modal itu juga meyakini bahwa tahun 2023 bukanlah tahun resesi, melainkan tahun recovery atau pemulihan setelah tiga tahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia.
Hal tersebut karena menurut dia, 75 persen ekonomi di Indonesia digerakkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tidak terikat langsung dengan perdagangan global.
"Malah, ada kemungkinan industri UMKM termasuk Jawhara ini untuk dapat ekspansi," ujar Ukie.
Baca juga: Sambut Ramadhan, Jawhara kenalkan koleksi Alhambra dan "brand" baru
Baca juga: Asa raih cita-cita Indonesia jadi kiblat fesyen muslim dunia
Baca juga: Gen Z lebih menyukai tampilan fesyen muslim yang "clean" di 2023
Peresmian dua lini bisnis baru itu dilakukan di sebuah hotel di Jakarta pada Minggu, bersamaan dengan peluncuran koleksi Ramadhan dari Jawhara yakni Alhambra dan brand modest terbaru, Najla Mahendra.
Ukie Mahendra selaku perwakilan dari Jawhara Tour and Travel dan Jawhara Food and Beverages mengatakan dua lini bisnis baru itu dihadirkan karena melihat tingginya permintaan dari Jawhara Lovers yang ingin beribadah maupun berlibur bersama keluarga, serta terus meningkatnya penggemar kuliner di Indonesia.
"Jawhara Tour and Travel menyediakan beberapa paket liburan dan umrah dengan harga, keamanan, kualitas, dan kelas yang utama. Kami memberikan paket perjalanan yang lengkap dengan berbagai pilihan destinasi," ujar Ukie.
"Sementara Jawhara Food and Beverages ini kami awali dengan mengembangkan makanan khas Jepang, tetapi diadaptasi ke nilai-nilai lokal dengan kualitas dan cita rasa yang otentik," lanjut dia.
Baca juga: Koleksi terbaru busana muslimah bermotif bunga dari Jawhara Syar'i
Pada kesempatan yang sama, Ukie mengungkapkan bahwa Jawhara memiliki target untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada akhir tahun 2024 atau awal 2025 dengan maksimal pelepasan sebesar 30 persen.
Sedangkan untuk tahun 2023, ia mengatakan, Jawara menargetkan pertumbuhan yang lebih kuat dari tahun-tahun sebelumnya.
"Jadi kita yang tadinya hanya di segmen A dan B, kemudian masuk segmen A, B, C, dan D. Kita coba masuk ke semua kalangan," kata Ukie.
Ia menambahkan, perusahaan menargetkan paling tidak dapat mencapai omset yang sama seperti pencapaian di tahun 2019 dan membuka lapangan pekerjaan sebanyak mungkin.
Ukie yang memiliki latar belakang sebagai profesional di pasar modal itu juga meyakini bahwa tahun 2023 bukanlah tahun resesi, melainkan tahun recovery atau pemulihan setelah tiga tahun pandemi COVID-19 melanda Indonesia.
Hal tersebut karena menurut dia, 75 persen ekonomi di Indonesia digerakkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tidak terikat langsung dengan perdagangan global.
"Malah, ada kemungkinan industri UMKM termasuk Jawhara ini untuk dapat ekspansi," ujar Ukie.
Baca juga: Sambut Ramadhan, Jawhara kenalkan koleksi Alhambra dan "brand" baru
Baca juga: Asa raih cita-cita Indonesia jadi kiblat fesyen muslim dunia
Baca juga: Gen Z lebih menyukai tampilan fesyen muslim yang "clean" di 2023
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023
Tags: