Longsor timbun puluhan petak sawah di Kampung Pasirjenjeng Sukabumi
18 Februari 2023 19:17 WIB
Kondisi lahan pertanian di Kampung Pasirjenjeng, RW10, Desa Babakanpanjang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jabar yang porak-poranda tertimbun material longsor yang terjadi pada Sabtu (18/2/2023). ANTARA/Aditya Rohman
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Puluhan petak sawah di Kampung Pasirjenjeng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat rusak bahkan sebagian tanaman padi gagal panen akibat tertimbun tanah longsor pada Sabtu.
"Untuk luas sawah setiap petak berbeda-beda, tetapi sawah yang terdampak bencana tanah longsor di RW10, Desa Babakanpanjang, Kecamatan Nagrak ini diperkirakan mencapai enam ribu meter persegi," kata Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nagrak, Miky, kepada wartawan di Sukabumi, Sabtu.
Dia menjelaskan longsor tebing dengan tinggi sekitar 50 meter dan lebar 200 meter tersebut terjadi pada Sabtu, sekitar pukul 02.00 WIB. Longsor ini dikarenakan hujan deras yang turun sejak pagi hingga malam sehingga tanah menjadi labil.
Meskipun tidak ada korban jiwa karena bencana ini, petani harus merugi karena gagal panen. Bahkan, empat kebun milik warga tertimbun. Selain sawah dan kebun, longsor juga memutus saluran irigasi sehingga butuh perbaikan segera.
Baca juga: Pemkab Cianjur minta dinas bangun kembali jalan putus akibat longsor
Hingga saat ini, longsoran kecil masih terjadi di lokasi. Oleh karena itu, pihak Polsek Nagrak memasang garis polisi agar tidak ada siapa pun yang masuk atau mendekat ke lokasi longsor guna antisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Ia mengatakan longsor juga menutup jalan desa serta mengancam tiga rumah warga.
Pihaknya masih melakukan pendataan guna mengetahui nilai kerugian akibat bencana itu.
"Kami sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk untuk segera menanggulangi longsor ini jangan sampai meluas, kemudian mempercepat perbaikan saluran irigasi karena digunakan untuk tiga wilayah RW," katanya.
Miky mengimbau warga, khususnya yang tinggal di sekitar tebing, tetap waspada, karena hujan deras masih terus mengguyur Kecamatan Nagrak dan berpotensi terjadinya tanah longsor.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Kupang mulai bersihkan longsoran di Takari
Baca juga: Jalur alternatif Ponorogo-Pacitan ambles karena terseret longsor
"Untuk luas sawah setiap petak berbeda-beda, tetapi sawah yang terdampak bencana tanah longsor di RW10, Desa Babakanpanjang, Kecamatan Nagrak ini diperkirakan mencapai enam ribu meter persegi," kata Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nagrak, Miky, kepada wartawan di Sukabumi, Sabtu.
Dia menjelaskan longsor tebing dengan tinggi sekitar 50 meter dan lebar 200 meter tersebut terjadi pada Sabtu, sekitar pukul 02.00 WIB. Longsor ini dikarenakan hujan deras yang turun sejak pagi hingga malam sehingga tanah menjadi labil.
Meskipun tidak ada korban jiwa karena bencana ini, petani harus merugi karena gagal panen. Bahkan, empat kebun milik warga tertimbun. Selain sawah dan kebun, longsor juga memutus saluran irigasi sehingga butuh perbaikan segera.
Baca juga: Pemkab Cianjur minta dinas bangun kembali jalan putus akibat longsor
Hingga saat ini, longsoran kecil masih terjadi di lokasi. Oleh karena itu, pihak Polsek Nagrak memasang garis polisi agar tidak ada siapa pun yang masuk atau mendekat ke lokasi longsor guna antisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Ia mengatakan longsor juga menutup jalan desa serta mengancam tiga rumah warga.
Pihaknya masih melakukan pendataan guna mengetahui nilai kerugian akibat bencana itu.
"Kami sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk untuk segera menanggulangi longsor ini jangan sampai meluas, kemudian mempercepat perbaikan saluran irigasi karena digunakan untuk tiga wilayah RW," katanya.
Miky mengimbau warga, khususnya yang tinggal di sekitar tebing, tetap waspada, karena hujan deras masih terus mengguyur Kecamatan Nagrak dan berpotensi terjadinya tanah longsor.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Kupang mulai bersihkan longsoran di Takari
Baca juga: Jalur alternatif Ponorogo-Pacitan ambles karena terseret longsor
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023
Tags: