Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Kimia Farma Tbk melestarikan permainan tradisional lato-lato dengan melakukan pemecahan rekor pertandingan melibatkan pemain terbanyak yang dicatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

"Kita buat event ini pecah rekor MURI dan dilakukan bukan hanya di Jakarta tapi ada di Jambi, Bengkulu, Makasar, jadi total ada 1.500 anak yang bermain serentak," kata GM Marketing Non Farma PT Kimia Farma Tbk, Eka Rahmadi, saat ditemui di Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu.

Untuk di Kota Tua, Jakarta Barat sendiri tercatat ada 1.000 anak-anak yang mengikuti perlombaan lato-lato.

Menurut Eka, permainan lato-lato sempat tenar di kalangan anak-anak pada era 80-an hingga 90-an di Indonesia. Karena perkembangan teknologi, permainan tradisional ini sempat ditinggalkan hingga akhirnya populer kembali di awal 2023.

Kembali populernya permainan ini di kalangan anak-anak dan remaja, menjadi pertimbangan bagi Kimia Farma untuk kembali melestarikan permainan ini dengan menggelar lomba.

Selain untuk melestarikan kembali permainan ini, lato-lato dianggap dapat melatih kreativitas dan fokus pada anak-anak.

Permainan ini juga dianggap dapat melepaskan kebiasaan anak-anak dari bermain gadget.

"Permainan ini bisa mendorong anak-anak beraktivitas dan berinteraksi dengan teman-temannya bukan asyik sendiri dengan gadget," ucap Eka.

Untuk perlombaan di Kota Tua, pihaknya menyediakan total hadiah sebesar Rp 13,5 juta untuk enam kategori pemenang.

Kategori pemenang diantaranya juara satu, juara dua, juara tiga, harapan satu, harapan dua, harapan tiga, peserta favorit.

"Pemenang pertama mendapatkan hadiah sebesar Rp3,5 juta," jelas dia.

Eka sendiri mengapresiasi tingginya antusias warga dalam mengikuti kegiatan ini. Dia berharap dapat membawa dampak positif bagi warga.

Salah satu peserta bernama Ilham (10) mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut. Dia tidak menyangka permainan yang dia mainkan setiap hari ini bisa menghasilkan uang.

"Iseng iseng ikut pak, siapa tau menang dapat duit," kata Ilham saat ditemui di lokasi.

Hal yang sama juga dikatakan Fahrida (33) salah satu orang tua yang mengikutsertakan anaknya dalam perlombaan lato-lato.

"Ya hitung-hitung wisata anak sambil lomba lato-lato. Anak saya emang senang main ini jadi kenapa enggak diikutkan lomba aja," jelas dia.
Baca juga: Psikolog UI: Lato-lato timbulkan emosi positif dan asah motorik
Baca juga: Psikolog UGM minta sekolah fasilitasi siswa terkait hobi lato-lato