Jakarta (ANTARA) - Tim Kemanusiaan MER-C dan Dompet Dhuafa yang saat ini berada di Turki akan bergeser ke wilayah terdampak gempa di Suriah yang lebih membutuhkan bantuan kemanusiaan.
“Kondisi para korban gempa di Suriah lebih membutuhkan bantuan kemanusiaan karena di sana situasinya terpolarisasi akibat perang panjang sementara di Turki, situasi stabil dan penanganan bencana sudah berjalan baik,” kata Ketua Presidium MER-C Dr Sarbini Abdul Murad di Jakarta, Jumat.
Pada diskusi yang digelar Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) soal penanganan gempa Turki, ia menjelaskan ada enam orang dari tim MER-C, antara lain dua dokter bedah, satu dokter umum dan satu perawat yang segera menuju Aleppo di Suriah.
Ia mengaku sudah berkomunikasi Dubes Suriah, Kemenlu dan Kemenkes sehingga tim diharapkan sudah berada di Suriah, Ahad depan.
"Kami akan bekerja sama dengan lembaga resmi di Suriah dan mitra lokal untuk segera melakukan aksi kemanusiaan menolong korban gempa yang membutuhkan bantuan medis," katanya.
Hal senada diungkap Manajer Humas Dompet Dhuafa Taufan Yusuf Nugroho bahwa korban gempa di Suriah lebih memerlukan bantuan karena keterbatasan tim kemanusiaan yang bergerak di sana.
"Kamis (26/2) sore kemarin, kami kordinasi dengan Dubes Indonesia di Suriah yang juga meminta kita segera bergerak ke sana," katanya.
Ia menjelaskan Dompet Dhuafa terdiri dari dua tim yaitu tim kesehatan (satu dokter bedah dan dua dokter umum) dan tim SAR yaitu satu personil.
"Seperti juga di Turki, nanti di Suriah, kita mendapat bantuan dari Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Suriah yaitu mahasiswa dari Indonesia yang belajar di sana," katanya.
Terkait penggalangan dana Gempa Turki, ia mengungkap, sampai saat ini mendekati angka Rp400 juta, namun pihaknya sudah mengalokasikan dana Rp1 miliar rupiah untuk aksi kemanusiaan di Turki dan Suriah.
"Kita masih perlu dana karena korban gempa di sana dihadapkan pada musim dingin dengan suhu minus 10 derajat Celsius jadi perlu selimut dan makanan bernutrisi," katanya.