Indonesia ajak Kanada kembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN
17 Februari 2023 19:37 WIB
Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Suryodipuro (kedua kanan) dalam seminar yang digelar Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta, Jumat (17/2/2023). (ANTARA/Shofi Ayudiana)
Jakarta (ANTARA) - Indonesia mengajak Kanada untuk berkolaborasi dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di kawasan.
Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Suryodipuro mengatakan, Kanada berperan penting di bidang transisi energi yang dapat mendukung Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
"Kanada memiliki potensi yang signifikan di bidang transisi energi, memiliki sumber daya mineral yang penting, seperti kobalt dan litium," kata Sidharto kepada Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, Nadia Burger, dalam sebuah seminar yang digelar CSIS di Jakarta, Jumat.
"Kanada dapat mendukung dan berkolaborasi di kawasan untuk mengembangkan dalam bidang-bidang tertentu seperti ekosistem kendaraan listrik, yang sedang kami perjuangkan, serta energi terbarukan," lanjut Sidharto.
Sidharto sebelumnya mengatakan bahwa negara-negara anggota ASEAN sudah mulai melakukan pembicaraan terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan. Menurutnya, ada pandangan yang sama dari negara-negara anggota terkait hal ini.
"Bagaimana kita menciptakan suatu ekosistem (kendaraan listrik) kawasan yang memiliki aturan yang sama atau setidaknya serupa. Jadi setiap produsen memiliki pandangan kawasan dan tidak hanya fokus pada (pasar) dalam negeri," ujar Sidharto dalam diskusi Forum Merdeka Barat, pekan lalu.
Baca juga: Ketua MPR dorong pertumbuhan industri kendaraan listrik Indonesia
Menurut dia, Indonesia memiliki keunggulan komparatif bahkan mungkin kompetitif di bidang kendaraan listrik. Sebagai salah satu kawasan dengan ekonomi terbesar di dunia, ASEAN seharusnya bisa menciptakan suatu standar sendiri.
"Produsen kendaraan listrik saat ini seperti China, Korea Selatan, atau AS, mereka memiliki standar yang berbeda-beda. Tetapi bagaimana jika Asia Tenggara menciptakan standar sendiri yang juga akan diikuti oleh negara lain? Kami optimistis ASEAN juga bisa menjadi tempat untuk menentukan standar," kata dia.
Para menteri luar negeri ASEAN telah berkumpul di Jakarta pada awal bulan ini untuk membahas prioritas kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun ini. Indonesia telah mengusulkan empat aspek utama, salah satunya ketahanan energi.
"Indonesia akan mengusulkan suatu hasil yang mendorong kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan, memastikan ketahanan energi untuk mendukung transisi dari energi fosil ke energi bersih dan terbarukan, antara lain dengan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di kawasan," ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Baca juga: Presiden ajak industri otomotif bergeser ke kendaraan listrik
Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Suryodipuro mengatakan, Kanada berperan penting di bidang transisi energi yang dapat mendukung Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
"Kanada memiliki potensi yang signifikan di bidang transisi energi, memiliki sumber daya mineral yang penting, seperti kobalt dan litium," kata Sidharto kepada Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, Nadia Burger, dalam sebuah seminar yang digelar CSIS di Jakarta, Jumat.
"Kanada dapat mendukung dan berkolaborasi di kawasan untuk mengembangkan dalam bidang-bidang tertentu seperti ekosistem kendaraan listrik, yang sedang kami perjuangkan, serta energi terbarukan," lanjut Sidharto.
Sidharto sebelumnya mengatakan bahwa negara-negara anggota ASEAN sudah mulai melakukan pembicaraan terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan. Menurutnya, ada pandangan yang sama dari negara-negara anggota terkait hal ini.
"Bagaimana kita menciptakan suatu ekosistem (kendaraan listrik) kawasan yang memiliki aturan yang sama atau setidaknya serupa. Jadi setiap produsen memiliki pandangan kawasan dan tidak hanya fokus pada (pasar) dalam negeri," ujar Sidharto dalam diskusi Forum Merdeka Barat, pekan lalu.
Baca juga: Ketua MPR dorong pertumbuhan industri kendaraan listrik Indonesia
Menurut dia, Indonesia memiliki keunggulan komparatif bahkan mungkin kompetitif di bidang kendaraan listrik. Sebagai salah satu kawasan dengan ekonomi terbesar di dunia, ASEAN seharusnya bisa menciptakan suatu standar sendiri.
"Produsen kendaraan listrik saat ini seperti China, Korea Selatan, atau AS, mereka memiliki standar yang berbeda-beda. Tetapi bagaimana jika Asia Tenggara menciptakan standar sendiri yang juga akan diikuti oleh negara lain? Kami optimistis ASEAN juga bisa menjadi tempat untuk menentukan standar," kata dia.
Para menteri luar negeri ASEAN telah berkumpul di Jakarta pada awal bulan ini untuk membahas prioritas kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun ini. Indonesia telah mengusulkan empat aspek utama, salah satunya ketahanan energi.
"Indonesia akan mengusulkan suatu hasil yang mendorong kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan, memastikan ketahanan energi untuk mendukung transisi dari energi fosil ke energi bersih dan terbarukan, antara lain dengan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di kawasan," ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Baca juga: Presiden ajak industri otomotif bergeser ke kendaraan listrik
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: