Ahli sebut leukemia dominasi sepertiga kasus kanker pada anak
17 Februari 2023 15:30 WIB
Ilustrasi - Situasi di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (30/7/2021). (ANTARA/Sihol Hasugian)
Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Anak RSUP Fatmawati Jakarta Jeshika Febi menyebut kanker darah atau leukemia menjadi jenis kanker yang mendominasi sepertiga dari total kasus kanker yang ditemukan pada anak.
“Penyakit kanker yang paling sering ditemui di Indonesia itu leukemia atau kanker darah. Jadi kalau misalnya leukemia, ini sepertiga dari semua kasus kanker anak,” kata Jeshika dalam Siaran Sehat yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Dia menuturkan leukemia terjadi karena darah yang diproduksi di bagian sumsum tulang, lebih banyak menghasilkan sel darah putih (leukosit) dibandingkan sel darah lainnya dalam jumlah yang tidak normal.
Adanya anomali yang berlebihan memicu anak terkena kanker. Leukemia sendiri saat ini menduduki peringkat pertama sebagai jenis kanker yang banyak mengenai anak-anak. Tercatat berdasarkan data Globocan tahun 2020, diestimasikan terdapat sekitar 11 ribu kasus baru kanker pada anak usia 0 hingga 19 tahun di Indonesia.
Baca juga: Wamenkes minta orang tua berperan deteksi dini kanker pada anak
Baca juga: Leukimia, kanker yang paling sering dijumpai pada anak
Jeshika mengatakan banyak pasien anak yang menderita leukemia, datang dalam kondisi sudah pucat dan lemas akibat hemoglobin (Hb) yang turun. Beberapa lainnya justru diikuti dengan kondisi pendarahan seperti mimisan atau gusi yang berdarah.
“Kemudian ada kondisi yang bercak merah di kaki, di tangan lebam atau dalam kondisi yang pucat disertai pembesaran hati, limfa. Itu salah satu tanda anak mengalami leukemia jadi paling sering pucat disertai berdarah,” ujarnya.
Kemudian terdapat pula dua kanker lain yang banyak mengenai anak, yakni kanker mata atau retinoblastoma. Kanker itu mempunyai keunikannya sendiri karena bisa dilihat oleh orang awam secara langsung.
Ketika matanya terkena sinar, akan nampak sebuah bulatan putih di bagian hitam mata anak yang terkena retinoblastoma. Kondisinya dapat dianalogikan seperti mata kucing.
Gejalanya, anak akan mengalami gangguan penglihatan. Banyak pasien datang dalam kondisi mata juling yang berlebihan. Jika sudah mengalaminya, orang tua diimbau untuk segera membawa anak ke rumah sakit untuk dideteksi lebih jauh.
Jenis kanker ketiga yang banyak mengenai anak adalah kanker tulang atau osteosarcoma. Kanker ini paling banyak terjadi pada anak yang lebih besar dan berusia di atas 10 tahun.
Seringkali pasien anak yang datang, mengaku jatuh ketika bermain sepak bola. Kemudian, banyak kasus mendapati kaki anak itu dipijit terlebih dahulu dan berakhir dengan kondisi tidak sembuh bahkan membengkak lebih besar.
Akibatnya, anak telat mendapat diagnosa dan penanganan medis karena sudah memasuki stadium lanjut.
Jeshika mengatakan gejalanya tergantung pada bagian tulang yang terkena. Biasanya terjadi di tulang panjang, namun tidak menutup kemungkinan muncul benjolan seperti bengkak di area tubuh lainnya.
“Kalau sudah stadium lanjut, anaknya bisa kehilangan bagian kaki atau tulang. Jadi sebaiknya memang lebih awal habis jatuh segera di bawa ke fasilitas kesehatan dan segera mendapatkan penanganannya,” katanya.*
Baca juga: Lestari: Pemahaman dan deteksi dini kanker anak harus ditingkatkan
Baca juga: Ternyata "overnutrisi" bisa perparah kanker pada anak
“Penyakit kanker yang paling sering ditemui di Indonesia itu leukemia atau kanker darah. Jadi kalau misalnya leukemia, ini sepertiga dari semua kasus kanker anak,” kata Jeshika dalam Siaran Sehat yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Dia menuturkan leukemia terjadi karena darah yang diproduksi di bagian sumsum tulang, lebih banyak menghasilkan sel darah putih (leukosit) dibandingkan sel darah lainnya dalam jumlah yang tidak normal.
Adanya anomali yang berlebihan memicu anak terkena kanker. Leukemia sendiri saat ini menduduki peringkat pertama sebagai jenis kanker yang banyak mengenai anak-anak. Tercatat berdasarkan data Globocan tahun 2020, diestimasikan terdapat sekitar 11 ribu kasus baru kanker pada anak usia 0 hingga 19 tahun di Indonesia.
Baca juga: Wamenkes minta orang tua berperan deteksi dini kanker pada anak
Baca juga: Leukimia, kanker yang paling sering dijumpai pada anak
Jeshika mengatakan banyak pasien anak yang menderita leukemia, datang dalam kondisi sudah pucat dan lemas akibat hemoglobin (Hb) yang turun. Beberapa lainnya justru diikuti dengan kondisi pendarahan seperti mimisan atau gusi yang berdarah.
“Kemudian ada kondisi yang bercak merah di kaki, di tangan lebam atau dalam kondisi yang pucat disertai pembesaran hati, limfa. Itu salah satu tanda anak mengalami leukemia jadi paling sering pucat disertai berdarah,” ujarnya.
Kemudian terdapat pula dua kanker lain yang banyak mengenai anak, yakni kanker mata atau retinoblastoma. Kanker itu mempunyai keunikannya sendiri karena bisa dilihat oleh orang awam secara langsung.
Ketika matanya terkena sinar, akan nampak sebuah bulatan putih di bagian hitam mata anak yang terkena retinoblastoma. Kondisinya dapat dianalogikan seperti mata kucing.
Gejalanya, anak akan mengalami gangguan penglihatan. Banyak pasien datang dalam kondisi mata juling yang berlebihan. Jika sudah mengalaminya, orang tua diimbau untuk segera membawa anak ke rumah sakit untuk dideteksi lebih jauh.
Jenis kanker ketiga yang banyak mengenai anak adalah kanker tulang atau osteosarcoma. Kanker ini paling banyak terjadi pada anak yang lebih besar dan berusia di atas 10 tahun.
Seringkali pasien anak yang datang, mengaku jatuh ketika bermain sepak bola. Kemudian, banyak kasus mendapati kaki anak itu dipijit terlebih dahulu dan berakhir dengan kondisi tidak sembuh bahkan membengkak lebih besar.
Akibatnya, anak telat mendapat diagnosa dan penanganan medis karena sudah memasuki stadium lanjut.
Jeshika mengatakan gejalanya tergantung pada bagian tulang yang terkena. Biasanya terjadi di tulang panjang, namun tidak menutup kemungkinan muncul benjolan seperti bengkak di area tubuh lainnya.
“Kalau sudah stadium lanjut, anaknya bisa kehilangan bagian kaki atau tulang. Jadi sebaiknya memang lebih awal habis jatuh segera di bawa ke fasilitas kesehatan dan segera mendapatkan penanganannya,” katanya.*
Baca juga: Lestari: Pemahaman dan deteksi dini kanker anak harus ditingkatkan
Baca juga: Ternyata "overnutrisi" bisa perparah kanker pada anak
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023
Tags: