Ankara (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu, Kamis (16/2), kembali menegaskan bahwa negaranya dapat mengevaluasi permohonan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) secara terpisah.

"Kami dapat mengevaluasi proses keanggotaan NATO Finlandia secara terpisah dari Swedia," kata Cavusoglu dalam konferensi pers gabungan bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg di Ankara, Kamis.

Dia menambahkan poisi Turki terkait pencalonan keanggotaan kedua negara itu di NATO sudah jelas.

"Posisi Turki terkait keanggotaan kedua negara itu sudah jelas dan tidak ambigu sejak awal," imbuhnya.

Sementara itu, Jens Stoltenberg mengatakan terkait potensi bergabungnya kedua negara itu ke NATO harus dilakukan secara bersamaan, persoalan utamanya bukan pada ratifikasi permohonan kedua negara itu.

"Persoalan utamanya adalah bahwa permohonan mereka diratifikasi sesegera mungkin," kata Stoltenberg.

Finlandia dan Swedia mengajukan permohonan keanggotaan ke NATO secara resmi pada Mei 2022.

Turki, sebagai satu-satunya anggota yang belum melakukan ratifikasi, menuntut kedua negara itu dengan cepat dan menyeluruh melakukan ekstradisi terhadap sejumlah individu yang dianggap sebagai terduga teroris.

Sebelumnya, Cavusoglu mengatakan bahwa NATO dan kedua negara Nordik itu meminta proses keanggotaan mereka dilakukan secara bersamaan. Sejak itu, Finlandia telah mengambil beberapa langkah, namun terdapat "provokasi" dari pihak Swedia.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pihaknya akan menggunakan pendekatan berbeda terhadap aplikasi NATO Finlandia jika dibandingkan dengan Swedia bila diperlukan.