Toyota hingga Wuling tak khawatirkan aturan larangan Pertalite
17 Februari 2023 10:21 WIB
Ilustrasi - Petugas melayani warga yang melakukan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menggunakan Quick Response (QR) Code di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/foc.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah dikabarkan tengah menyusun revisi Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM) yang nantinya akan membatasi hingga melarang penggunaan Pertalite untuk mobil dengan kapasitas mesin tertentu, misal 1.400 cc ke atas.
Dimintai tanggapannya soal kemungkinan segera terbitnya peraturan tersebut, beberapa produsen otomotif di antaranya PT Toyota Astra Motor (TAM) dan Wuling Motors Indonesia mengaku tidak mengkhawatirkan larangan penggunaan Pertalite dimaksud. Justru, mereka memang mengarahkan produksi kendaraan-kendaraan baru yang lebih ramah lingkungan.
"Kita juga akan lihat dulu akan seperti apa nantinya dan regulasinya. Tapi kan memang produk-produk kita diarahkan ke produk-produk yang ramah lingkungan ya, seperti Euro4, hybrid, dan hingga BEV (kendaraan listrik berbasis baterai)," kata Marketing Director TAM Anton Jimmy Suwandi di arena pameran IIMS 2023, Kamis (16/2).
Baca juga: Kemenperin dukung pengembangan kendaraan euro 4, topang penurunan GRK
Dia menjelaskan bahwa pasar kendaraan jenis MPV dan LMPV pada tahun lalu memberikan kontribusi terbaik. Meski tidak terlalu tinggi, segmen MPV dikatakan oleh Anton Jimmy berhasil bangkit di tengah derasnya segmen SUV di pasar Indonesia.
"Pasar MPV terus merangsek naik di dua tahun belakang di 2021 dan 2022. Nah di 2022 LMPV menunjukkan nilai positif meski tidak banyak tapi cukup menunjukkan angka balance di 40 persenan lah kira-kira. Kalau SUV agak sedikit turun," ucap dia.
Pihaknya masih menunggu kejelasan terkait regulasi terbaru mengenai pembatasan dan juga pelarangan menggunakan BBM Pertalite untuk kendaraan jenis tertentu. Dalam kasus ini, kendaraan Toyota yang tidak diperbolehkan untuk menggunakan bahan bakar Pertalite salah satunya adalah Toyota Avanza.
Senada dengan Toyota, pabrikan asal China, Wuling Motor Indonesia, mengatakan akan senantiasa mengikuti regulasi maupun kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia.
Baca juga: Hyundai dan Kia jual lebih dari tiga juta unit mobil ramah lingkungan
"Kalau itu sih sebenarnya kebijakan pemerintah ada tujuannya, yang jelas memang Confero saat ini penjualannya paling tinggi," kata Brand and Marketing Director Wuling Motors Dian Asmahani.
Meski memiliki capaian yang positif selama 2022, pihaknya di tahun 2023 ini akan lebih fokus pada kendaraan di segmen baru dan juga kendaraan-kendaraan ramah lingkungan.
"Saat ini kita fokus ke segmen baru, kaya yang kemarin kita luncurkan di segmen komersil dan juga SUV Compact yang ada sekarang ini," ucap Dian.
Pemerintah saat ini masih dalam pembahasan dan penyusunan revisi Peraturan Presiden nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca juga: Penjualan Mobil tak terpengaruh pembatasan BBM bersubsidi
Baca juga: Dukung NZE, Toyota siap produksi kendaraan berbasis energi terbarukan
Baca juga: "Energy storage" penting untuk ekosistem mobilitas ramah lingkungan
Dimintai tanggapannya soal kemungkinan segera terbitnya peraturan tersebut, beberapa produsen otomotif di antaranya PT Toyota Astra Motor (TAM) dan Wuling Motors Indonesia mengaku tidak mengkhawatirkan larangan penggunaan Pertalite dimaksud. Justru, mereka memang mengarahkan produksi kendaraan-kendaraan baru yang lebih ramah lingkungan.
"Kita juga akan lihat dulu akan seperti apa nantinya dan regulasinya. Tapi kan memang produk-produk kita diarahkan ke produk-produk yang ramah lingkungan ya, seperti Euro4, hybrid, dan hingga BEV (kendaraan listrik berbasis baterai)," kata Marketing Director TAM Anton Jimmy Suwandi di arena pameran IIMS 2023, Kamis (16/2).
Baca juga: Kemenperin dukung pengembangan kendaraan euro 4, topang penurunan GRK
Dia menjelaskan bahwa pasar kendaraan jenis MPV dan LMPV pada tahun lalu memberikan kontribusi terbaik. Meski tidak terlalu tinggi, segmen MPV dikatakan oleh Anton Jimmy berhasil bangkit di tengah derasnya segmen SUV di pasar Indonesia.
"Pasar MPV terus merangsek naik di dua tahun belakang di 2021 dan 2022. Nah di 2022 LMPV menunjukkan nilai positif meski tidak banyak tapi cukup menunjukkan angka balance di 40 persenan lah kira-kira. Kalau SUV agak sedikit turun," ucap dia.
Pihaknya masih menunggu kejelasan terkait regulasi terbaru mengenai pembatasan dan juga pelarangan menggunakan BBM Pertalite untuk kendaraan jenis tertentu. Dalam kasus ini, kendaraan Toyota yang tidak diperbolehkan untuk menggunakan bahan bakar Pertalite salah satunya adalah Toyota Avanza.
Senada dengan Toyota, pabrikan asal China, Wuling Motor Indonesia, mengatakan akan senantiasa mengikuti regulasi maupun kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia.
Baca juga: Hyundai dan Kia jual lebih dari tiga juta unit mobil ramah lingkungan
"Kalau itu sih sebenarnya kebijakan pemerintah ada tujuannya, yang jelas memang Confero saat ini penjualannya paling tinggi," kata Brand and Marketing Director Wuling Motors Dian Asmahani.
Meski memiliki capaian yang positif selama 2022, pihaknya di tahun 2023 ini akan lebih fokus pada kendaraan di segmen baru dan juga kendaraan-kendaraan ramah lingkungan.
"Saat ini kita fokus ke segmen baru, kaya yang kemarin kita luncurkan di segmen komersil dan juga SUV Compact yang ada sekarang ini," ucap Dian.
Pemerintah saat ini masih dalam pembahasan dan penyusunan revisi Peraturan Presiden nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca juga: Penjualan Mobil tak terpengaruh pembatasan BBM bersubsidi
Baca juga: Dukung NZE, Toyota siap produksi kendaraan berbasis energi terbarukan
Baca juga: "Energy storage" penting untuk ekosistem mobilitas ramah lingkungan
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: