BI: Kurs rupiah menguat didukung fundamental ekonomi yang baik
16 Februari 2023 19:47 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kiri) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2023 yang dipantau dalam jaringan di Jakarta, Kamis (16/2/2023). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menguat didukung fundamental ekonomi Indonesia yang baik.
"Apresiasi nilai tukar rupiah berlanjut sehingga mendukung stabilitas perekonomian," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2023 yang dipantau dalam jaringan di Jakarta, Kamis.
Nilai tukar rupiah pada 15 Februari 2023 menguat 2,39 persen dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2022. Apresiasi rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina (0,99 persen), Thailand (0,85 persen) dan Malaysia (0,27 persen).
Perry menuturkan rupiah yang terus menguat itu didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga.
Penguatan rupiah juga ditopang oleh imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik dan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda.
Baca juga: Rupiah menguat ke Rp15.190 per dolar jelang rilis hasil RDG BI
Baca juga: Gubernur BI yakin kenaikan bunga acuan 225 bps memadai tekan inflasi
Ke depan, BI memperkirakan rupiah terus menguat sejalan prospek ekonomi yang semakin baik dan fundamental ekonomi yang kuat, sehingga akan mendorong penurunan inflasi lebih lanjut.
"Rupiah fundamentalnya adalah karena pertumbuhan ekonomi kita kan baik. Kalau prospek ekonomi baik, investor luar negeri juga akan menanam dananya di dalam negeri baik PMA (penanaman modal asing) maupun portofolio," ujarnya.
Selain itu, penguatan kurs rupiah juga didukung dengan inflasi Indonesia yang menurun. "Kalau inflasinya rendah tentu saja imbal hasilnya secara riil lebih menarik," tuturnya.
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) menurun secara tahunan menjadi 5,28 persen year on year (yoy) pada Januari 2023, dari 5,51 persen yoy pada Desember 2022.
Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor (DHE) melalui implementasi term deposit valas DHE sesuai dengan mekanisme pasar.
Pada akhir perdagangan Kamis (16/2), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 47 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp15.159 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.206 per dolar AS.
Baca juga: BI: Aplikasi PINTAR sediakan layanan pembelian dan penggantian rupiah
Baca juga: BI optimalkan pengelolaan devisa jaga stabilitas nilai tukar rupiah
"Apresiasi nilai tukar rupiah berlanjut sehingga mendukung stabilitas perekonomian," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2023 yang dipantau dalam jaringan di Jakarta, Kamis.
Nilai tukar rupiah pada 15 Februari 2023 menguat 2,39 persen dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2022. Apresiasi rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina (0,99 persen), Thailand (0,85 persen) dan Malaysia (0,27 persen).
Perry menuturkan rupiah yang terus menguat itu didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga.
Penguatan rupiah juga ditopang oleh imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik dan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda.
Baca juga: Rupiah menguat ke Rp15.190 per dolar jelang rilis hasil RDG BI
Baca juga: Gubernur BI yakin kenaikan bunga acuan 225 bps memadai tekan inflasi
Ke depan, BI memperkirakan rupiah terus menguat sejalan prospek ekonomi yang semakin baik dan fundamental ekonomi yang kuat, sehingga akan mendorong penurunan inflasi lebih lanjut.
"Rupiah fundamentalnya adalah karena pertumbuhan ekonomi kita kan baik. Kalau prospek ekonomi baik, investor luar negeri juga akan menanam dananya di dalam negeri baik PMA (penanaman modal asing) maupun portofolio," ujarnya.
Selain itu, penguatan kurs rupiah juga didukung dengan inflasi Indonesia yang menurun. "Kalau inflasinya rendah tentu saja imbal hasilnya secara riil lebih menarik," tuturnya.
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) menurun secara tahunan menjadi 5,28 persen year on year (yoy) pada Januari 2023, dari 5,51 persen yoy pada Desember 2022.
Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor (DHE) melalui implementasi term deposit valas DHE sesuai dengan mekanisme pasar.
Pada akhir perdagangan Kamis (16/2), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 47 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp15.159 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.206 per dolar AS.
Baca juga: BI: Aplikasi PINTAR sediakan layanan pembelian dan penggantian rupiah
Baca juga: BI optimalkan pengelolaan devisa jaga stabilitas nilai tukar rupiah
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: