Wapres Ma'ruf Amin jenguk KH Ali Yafie
16 Februari 2023 15:55 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjenguk Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 1991-1992 Kiai Haji Ali Yafie yang sedang dirawat intensif di rumah sakit di Tangerang Selatan pada Kamis (16/2/2023) (ANTARA/BPMI Setwapres)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjenguk Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 1991-1992 Kiai Haji Ali Yafie yang sedang dirawat intensif di rumah sakit.
"Saya menengok Almukaram Prof Kiai Haji Ali Yafie yang dalam kondisi sakit, tapi tadi saya bersyukur beliau masih bisa merespon kehadiran saya, bahkan beliau tersenyum," kata Wapres Ma'ruf di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan pada Kamis.
Kondisi KH Ali Yafie sempat menurun drastis pada Senin (13/2) karena ada masalah di paru-paru dan jantung namun setelah dirawat beberapa hari, kondisi Kiai Ali Yafie mulai membaik.
"Beliau memang sekarang sudah berusia 90 tahun. Beliau adalah senior saya, baik semasa saya di Nahdlatul Ulama sejak beliau menjadi Rais Aam saya ketika itu menjadi Katib Aam-nya. Kemudian Rais Aam diteruskan oleh Kiai Sahal Mahfudz dan saya melanjutkan, kemudian beliau maju di Majelis Ulama (Indonesia) sebagai ketua umum dan saya masih berada di belakangnya ketua Majelis Ulama (Indonesia)," ungkap Wapres.
Setelah KH Ali Yafie tidak lagi menjabat sebagai Ketua MUI dan digantikan oleh KH Sahal Mahfudz, selanjutnya Wapres Ma'ruf Amin yang menjadi Ketua MUI.
"Jadi saya bergaul lama dengan beliau, dan beliau seorang alim ulama besar tentunya punya pengetahuan luas, tidak hanya masalah-masalah keagamaan tapi juga kenegaraan, kebangsaan, kemasyarakatan," tambah Wapres.
Wapres Ma'ruf menyebut jarang ada ulama dengan kemampuan dan keluasan ilmu pengetahuan seperti yang dimiliki KH Ali Yafie.
"Kita masih memerlukan keadaan beliau, meski beliau sudah sepuh beliau punya pengaruh yang besar. Mudah-mudahan Allah memberikan kesembuhan sehingga masih bisa memimpin kita semua umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya," harap Wapres.
KH Ali Yafie lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 September 1926. Ia merupakan ulama fiqih dan pernah mengemban amanah sebagai Rais Aam PBNU pada 1991-1992.
Pada Muktamar NU di Krapyak pada 1989, ia terpilih sebagai wakil dari Rais Aam PBNU KH Achmad Shiddiq. Namun, ketika Kiai Achmad Shiddiq wafat pada 1991, selanjutnya KH Ali Yafie kemudian bertindak menjalankan tugas, tanggung jawab, hak, dan wewenang sebagai Penjabat (Pj) Rais Aam hingga 1992.
Kiai Ali Yafie juga mengemban amanah sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al-Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang ia dirikan pada 1947.
`Baca juga: Bertasawuf di zaman edan, meneladani KH Ali Yafie
Baca juga: MUI sampaikan bela sungkawa meninggalnya istri KH Ali Yafie
"Saya menengok Almukaram Prof Kiai Haji Ali Yafie yang dalam kondisi sakit, tapi tadi saya bersyukur beliau masih bisa merespon kehadiran saya, bahkan beliau tersenyum," kata Wapres Ma'ruf di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan pada Kamis.
Kondisi KH Ali Yafie sempat menurun drastis pada Senin (13/2) karena ada masalah di paru-paru dan jantung namun setelah dirawat beberapa hari, kondisi Kiai Ali Yafie mulai membaik.
"Beliau memang sekarang sudah berusia 90 tahun. Beliau adalah senior saya, baik semasa saya di Nahdlatul Ulama sejak beliau menjadi Rais Aam saya ketika itu menjadi Katib Aam-nya. Kemudian Rais Aam diteruskan oleh Kiai Sahal Mahfudz dan saya melanjutkan, kemudian beliau maju di Majelis Ulama (Indonesia) sebagai ketua umum dan saya masih berada di belakangnya ketua Majelis Ulama (Indonesia)," ungkap Wapres.
Setelah KH Ali Yafie tidak lagi menjabat sebagai Ketua MUI dan digantikan oleh KH Sahal Mahfudz, selanjutnya Wapres Ma'ruf Amin yang menjadi Ketua MUI.
"Jadi saya bergaul lama dengan beliau, dan beliau seorang alim ulama besar tentunya punya pengetahuan luas, tidak hanya masalah-masalah keagamaan tapi juga kenegaraan, kebangsaan, kemasyarakatan," tambah Wapres.
Wapres Ma'ruf menyebut jarang ada ulama dengan kemampuan dan keluasan ilmu pengetahuan seperti yang dimiliki KH Ali Yafie.
"Kita masih memerlukan keadaan beliau, meski beliau sudah sepuh beliau punya pengaruh yang besar. Mudah-mudahan Allah memberikan kesembuhan sehingga masih bisa memimpin kita semua umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya," harap Wapres.
KH Ali Yafie lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 September 1926. Ia merupakan ulama fiqih dan pernah mengemban amanah sebagai Rais Aam PBNU pada 1991-1992.
Pada Muktamar NU di Krapyak pada 1989, ia terpilih sebagai wakil dari Rais Aam PBNU KH Achmad Shiddiq. Namun, ketika Kiai Achmad Shiddiq wafat pada 1991, selanjutnya KH Ali Yafie kemudian bertindak menjalankan tugas, tanggung jawab, hak, dan wewenang sebagai Penjabat (Pj) Rais Aam hingga 1992.
Kiai Ali Yafie juga mengemban amanah sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al-Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang ia dirikan pada 1947.
`Baca juga: Bertasawuf di zaman edan, meneladani KH Ali Yafie
Baca juga: MUI sampaikan bela sungkawa meninggalnya istri KH Ali Yafie
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: