Washington (ANTARA) - China "lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri", kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman, Rabu (15/2).

Dia mengatakan insiden balon pengintai baru-baru ini hanya salah satu contoh dari tindakan China yang berusaha mengubah tatanan internasional saat ini.

Dalam acara yang digelar sebuah lembaga pemikiran di Washington, dia mengatakan bahwa diperlukan kerja yang lebih keras di berbagai bidang pada tahun-tahun mendatang, termasuk kecerdasan buatan, untuk melawan ambisi China.

"Kita tidak mencari Perang Dingin yang lain, tetapi kita meminta semua pihak untuk bermain dengan aturan yang sama sehingga semua negara dan semua orang bisa membuat pilihan mereka sendiri," kata Sherman di Brookings Institution.

Dia menyinggung berbagai masalah, mulai dari balon China yang diduga mengintai di atas wilayah AS pada awal Februari hingga tindakan China yang "melanggar hukum" di Laut China Selatan dan Timur dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia

Tentang Taiwan, ​Sherman mengatakan bahwa kebijakan Washington masih tetap sama, tetapi yang berubah adalah meningkatnya tindakan "pemaksaan oleh Beijing".

"Jadi kami akan terus membantu Taiwan dalam menjaga kemampuan pertahanan diri yang memadai," katanya.

Namun, dia menambahkan bahwa AS tetap berkomitmen pada "kebijakan satu China," yang mengakui Beijing sebagai "satu-satunya pemerintah resmi China."

Jika ada konflik di Selat Taiwan, katanya, "Ini bukan hanya masalah keamanan Asia, ini tentang keamanan ekonomi seluruh dunia."

Merujuk pada perang Rusia di Ukraina, dia mengatakan bahwa AS ingin mendesak semua negara untuk menentang kemungkinan aksi militer China terhadap Taiwan.

Mereka harus memberi tahu China bahwa tindakan itu juga "akan memengaruhi rakyat dan negara saya" dan itu "bukanlah ide yang bagus", kata Sherman.

Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan kelak akan kembali ke China.

Pejabat tertinggi kedua di Deplu AS itu juga memperingatkan China untuk tidak memanfaatkan kunjungan legislator AS ke Taiwan sebagai dalih untuk melakukan aksi militer.

Dia juga menyatakan keprihatinan AS terhadap China, Korea Utara, dan negara-negara lain yang menjalin hubungan lebih dekat dengan Rusia.

"Yang ingin saya katakan kepada mereka yang mendukung Rusia, kalian akan sangat menyesal."

Sumber: Kyodo-OANA

Baca juga: Hubungan Washington dan Beijing akan berubah jika China dukung Rusia
Baca juga: Jubir Kemenlu: China akan balas entitas AS yang 'rongrong kedaulatan'
Baca juga: AS bantah tudingan China tentang balon mata-mata