Pakar : Pertumbuhan China penting bagi kesehatan ekonomi Malaysia
16 Februari 2023 14:36 WIB
Malaysia tidak hanya bergantung pada China terkait kedatangan wisatawan serta ekspor komoditas dan barang-barang manufakturnya, tetapi juga menginginkan akses pasar yang lebih luas dan kerja sama ekonomi yang lebih dalam serta investasi dari China untuk menopang pertumbuhannya sendiri, papar sejumlah pakar asal Malaysia.
Kuala Lumpur (ANTARA) - KUALA LUMPUR, 16 Februari (Xinhua) -- Pertumbuhan berkelanjutan ekonomi China, terutama dengan dilakukannya pelonggaran pembatasan pandemi, akan berdampak positif bagi Malaysia dan kawasan yang lebih luas, kata sejumlah pakar.
Para pakar mengatakan bahwa Malaysia tidak hanya bergantung pada China terkait kedatangan wisatawan serta ekspor komoditas dan barang-barang manufakturnya, tetapi juga menginginkan akses pasar yang lebih luas dan kerja sama ekonomi yang lebih dalam serta investasi dari China untuk menopang pertumbuhannya sendiri.
Kaitan antara kemakmuran Malaysia dan pertumbuhan China dapat terlihat jelas mengingat China terus menjadi mitra dagang terbesar bagi Malaysia selama 14 tahun berturut-turut (2009-2022) dengan persentase sebesar 17,1 persen dari total perdagangan pada 2022, papar Low Kian Chuan, Presiden Asosiasi Kamar Dagang dan Industri China di Malaysia (Associated Chinese Chambers of Commerce and Industry of Malaysia), kepada Xinhua dalam sesi wawancara baru-baru ini.
Low juga menuturkan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi China akan membantu menopang prospek ekonomi dan bisnis Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), terutama di sektor pariwisata dan jasa serta industri penerbangan, berkat pemulihan angka kedatangan wisatawan China yang diperkirakan akan terjadi.
"Diperkirakan bahwa permintaan terpendam (pent-up demand) konsumen China di perekonomian-perekonomian regional akan membantu menopang aktivitas domestik perekonomian-perekonomian ASEAN. Para investor dan pelancong bisnis China diperkirakan akan melakukan interaksi di ASEAN untuk mengikuti perkembangan peluang bisnis dan investasi," tuturnya.
Sementara itu, CEO Policy and Economic Affairs Center of Malaysia Foundation Zokhri Idris menyampaikan bahwa Malaysia bergantung pada rantai pasokan dan nilai China, mengingat hal itu merupakan pendorong bagi pemulihan ekonominya, menyoroti inisiatif-inisiatif luar biasa yang diambil China untuk mendorong perdagangan.
"Pemulihan (ekonomi) China akan menghasilkan dampak kausal yang positif bagi perekonomian-perekonomian ASEAN. Kita telah melihatnya pada rute ekonomi Malaysia dan juga akan melihat pola serupa di negara-negara ASEAN lainnya, terutama Singapura, Filipina, Vietnam, dan Kamboja yang sangat bergantung pada China," ujarnya.
Para pakar mengatakan bahwa Malaysia tidak hanya bergantung pada China terkait kedatangan wisatawan serta ekspor komoditas dan barang-barang manufakturnya, tetapi juga menginginkan akses pasar yang lebih luas dan kerja sama ekonomi yang lebih dalam serta investasi dari China untuk menopang pertumbuhannya sendiri.
Kaitan antara kemakmuran Malaysia dan pertumbuhan China dapat terlihat jelas mengingat China terus menjadi mitra dagang terbesar bagi Malaysia selama 14 tahun berturut-turut (2009-2022) dengan persentase sebesar 17,1 persen dari total perdagangan pada 2022, papar Low Kian Chuan, Presiden Asosiasi Kamar Dagang dan Industri China di Malaysia (Associated Chinese Chambers of Commerce and Industry of Malaysia), kepada Xinhua dalam sesi wawancara baru-baru ini.
Low juga menuturkan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi China akan membantu menopang prospek ekonomi dan bisnis Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), terutama di sektor pariwisata dan jasa serta industri penerbangan, berkat pemulihan angka kedatangan wisatawan China yang diperkirakan akan terjadi.
"Diperkirakan bahwa permintaan terpendam (pent-up demand) konsumen China di perekonomian-perekonomian regional akan membantu menopang aktivitas domestik perekonomian-perekonomian ASEAN. Para investor dan pelancong bisnis China diperkirakan akan melakukan interaksi di ASEAN untuk mengikuti perkembangan peluang bisnis dan investasi," tuturnya.
Sementara itu, CEO Policy and Economic Affairs Center of Malaysia Foundation Zokhri Idris menyampaikan bahwa Malaysia bergantung pada rantai pasokan dan nilai China, mengingat hal itu merupakan pendorong bagi pemulihan ekonominya, menyoroti inisiatif-inisiatif luar biasa yang diambil China untuk mendorong perdagangan.
"Pemulihan (ekonomi) China akan menghasilkan dampak kausal yang positif bagi perekonomian-perekonomian ASEAN. Kita telah melihatnya pada rute ekonomi Malaysia dan juga akan melihat pola serupa di negara-negara ASEAN lainnya, terutama Singapura, Filipina, Vietnam, dan Kamboja yang sangat bergantung pada China," ujarnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: