Universitas Brawijaya menuju kampus "Artificial Intelligence"
15 Februari 2023 16:57 WIB
Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Widodo saat memberikan sambutan pada peluncuran Pusat Artificial Intelligence (AI) di Gedung Filkom kampus UB, Rabu (15/2) (ANTARA/HO/Humas UB/End)
Malang (ANTARA) - Universitas Brawijaya (UB) berkomitmen untuk menjadikan perguruan tinggi tersebut sebagai kampus Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang ditandai dengan peluncuran Pusat AI di kampus setempat.
Untuk menunjang komitmen tersebut, Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo bersama Dekan Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Prof Wayan Firdaus Mahmudy yang didukung NVIDIA Corporation (perusahaan teknologi multinasional Amerika) meluncurkan pusat AI di kampus setempat, Rabu.
"Untuk mendukung sekaligus menunjang terwujudnya kampus AI ini, kami menggandeng berbagai pihak, termasuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi lain, dan tidak menutup kemungkinan juga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)," kata Rektor UB, Prof Widodo di sela peluncuran Pusat AI di Gedung Filkom UB di Malang, Jawa Timur.
Selain piranti pendukung dengan menggandeng NVIDIA, kata Prof Widodo, ke depan AI tersebut juga diarahkan menjadi program studi (prodi) tersendiri. Saat ini sejumlah fakultas telah menerapkan perkuliahan dengan memanfaatkan AI.
"Saat ini masih dalam proses untuk menjadi prodi (AI). Kurikulum dan fasilitas penunjang juga tengah disiapkan. Hanya saja, para dosen sekarang tidak bisa lagi hanya mengandalkan buku dan jurnal, mau tidak mau harus melakukan riset, termasuk riset yang berkaitan dengan AI," ujarnya.
Prof Widodo berharap mahasiswa UB memiliki pengalaman di lapangan terkait pemanfaatan AI tersebut. "Sekarang ini AI sedang menjadi tren, dan kita juga tidak bisa 'lari' dari AI, dalam bidang apapun," kata rektor.
Rektor Widodo mengakui peluncuran Pusat AI tersebut, juga sebagai salah satu penunjang Center of Exellence (CoE) UB atau pusat keunggulan yang diluncurkan beberapa bulan lalu, dimana UB berkomitmen menjadi pusat budaya di Asia.
Pusat AI Universitas Brawijaya merupakan lembaga penelitian yang terdiri atas lima divisi, yaitu Divisi Administrasi, Divisi Riset yang akan melakukan riset di enam bidang keilmuan, seperti Agrokompleks, Kesehatan, Ekonomi Bisnis dan Tata Kelola, Lingkungan, Sains dan Rekayasa serta Sosial Humaniora, Divisi Pelatihan, Divisi Kerja Sama, serta Divisi Infrastruktur AI.
Sementara itu, Ketua Pusat AI Universitas Brawijaya Prof Wayan Firdaus Mahmudy mengaku sudah waktunya UB bersahabat dengan teknologi melalui penggunaan AI.
Menurut dia, pihak kampus juga telah mempersiapkannya dengan berbagai lokakarya menggunakan supercomputer, bahkan kampus ini telah membentuk tim silabus kurikulum yang terintegrasi AI.
"Kami juga menggandeng NVIDIA sebagai vendor sekaligus pendamping, termasuk nantinya juga memberikan pelatihan-pelatihan bagi sivitas akademika UB," katanya.
Baca juga: Rektor: Iklim riset jadi tantangan terbesar UB wujudkan kampus AI
Baca juga: Kemendikbudristek: Lulusan Kampus Merdeka lebih cepat dapat kerja
Baca juga: Inovasi peneliti Universitas Brawijaya raih Diamond IHI Award
Untuk menunjang komitmen tersebut, Rektor Universitas Brawijaya Prof Widodo bersama Dekan Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Prof Wayan Firdaus Mahmudy yang didukung NVIDIA Corporation (perusahaan teknologi multinasional Amerika) meluncurkan pusat AI di kampus setempat, Rabu.
"Untuk mendukung sekaligus menunjang terwujudnya kampus AI ini, kami menggandeng berbagai pihak, termasuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi lain, dan tidak menutup kemungkinan juga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)," kata Rektor UB, Prof Widodo di sela peluncuran Pusat AI di Gedung Filkom UB di Malang, Jawa Timur.
Selain piranti pendukung dengan menggandeng NVIDIA, kata Prof Widodo, ke depan AI tersebut juga diarahkan menjadi program studi (prodi) tersendiri. Saat ini sejumlah fakultas telah menerapkan perkuliahan dengan memanfaatkan AI.
"Saat ini masih dalam proses untuk menjadi prodi (AI). Kurikulum dan fasilitas penunjang juga tengah disiapkan. Hanya saja, para dosen sekarang tidak bisa lagi hanya mengandalkan buku dan jurnal, mau tidak mau harus melakukan riset, termasuk riset yang berkaitan dengan AI," ujarnya.
Prof Widodo berharap mahasiswa UB memiliki pengalaman di lapangan terkait pemanfaatan AI tersebut. "Sekarang ini AI sedang menjadi tren, dan kita juga tidak bisa 'lari' dari AI, dalam bidang apapun," kata rektor.
Rektor Widodo mengakui peluncuran Pusat AI tersebut, juga sebagai salah satu penunjang Center of Exellence (CoE) UB atau pusat keunggulan yang diluncurkan beberapa bulan lalu, dimana UB berkomitmen menjadi pusat budaya di Asia.
Pusat AI Universitas Brawijaya merupakan lembaga penelitian yang terdiri atas lima divisi, yaitu Divisi Administrasi, Divisi Riset yang akan melakukan riset di enam bidang keilmuan, seperti Agrokompleks, Kesehatan, Ekonomi Bisnis dan Tata Kelola, Lingkungan, Sains dan Rekayasa serta Sosial Humaniora, Divisi Pelatihan, Divisi Kerja Sama, serta Divisi Infrastruktur AI.
Sementara itu, Ketua Pusat AI Universitas Brawijaya Prof Wayan Firdaus Mahmudy mengaku sudah waktunya UB bersahabat dengan teknologi melalui penggunaan AI.
Menurut dia, pihak kampus juga telah mempersiapkannya dengan berbagai lokakarya menggunakan supercomputer, bahkan kampus ini telah membentuk tim silabus kurikulum yang terintegrasi AI.
"Kami juga menggandeng NVIDIA sebagai vendor sekaligus pendamping, termasuk nantinya juga memberikan pelatihan-pelatihan bagi sivitas akademika UB," katanya.
Baca juga: Rektor: Iklim riset jadi tantangan terbesar UB wujudkan kampus AI
Baca juga: Kemendikbudristek: Lulusan Kampus Merdeka lebih cepat dapat kerja
Baca juga: Inovasi peneliti Universitas Brawijaya raih Diamond IHI Award
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: