Mumbai (ANTARA) - Kekeringan yang melanda Argentina, negara penghasil tepung kedelai terbesar dunia, menyebabkan India bisa meningkatkan ekspor tepung kedelai dan akan melakukan pengiriman sebanyak 500.000 ton pada Februari dan Maret 2023, demikian menurut keterangan tiga eksportir, Rabu.

Penurunan produksi di Argentina membuat harga tepung kedelai di negara Amerika Selatan tersebut melonjak dan membuat harga kedelai India lebih kompetitif.

Ekspor India dalam empat bulan pertama tahun pemasaran 2022/23, yang dimulai pada 1 Oktober, melonjak 65 persen menjadi 631.000 ton, hampir menyamai jumlah yang diekspor sepanjang tahun sebelumnya yaitu 644.000 ton, demikian menurut Asosiasi Pengolah Kedelai India (SOPA).

"Ekspor telah meraih momentum yang akan tetap bertahan setidaknya sampai pertengahan April," kata Hemant Bansal, wakil presiden Patanjali Foods Ltd, perusahaan penghancuran dan pemurnian biji minyak, kepada Reuters.

Bangladesh, Vietnam, dan Nepal membeli tepung kedelai dari India karena lebih murah daripada pasokan dari Amerika Selatan, dan mereka juga menghemat biaya pengiriman, kata Bansal.

Tepung kedelai India ditawarkan dengan harga sekitar 580 dolar AS hingga 585 dolar per ton berbasis free-on-board (FOB) untuk pengiriman Maret, dibandingkan dengan 598 dolar yang ditawarkan oleh Argentina.

"Jika harga global bertahan pada tingkat saat ini, maka India dapat dengan mudah mengekspor lebih dari 2 juta ton pada 2022/23," kata seorang eksportir yang berbasis di Indore di negara bagian Madhya Pradesh, India.

Jumlah tersebut akan menjadi lebih dari tiga kali lipat volume yang diekspor pada tahun pemasaran 2021/22.

Harga tepung kedelai naik karena produksi kedelai Argentina diperkirakan anjlok menjadi 38 juta ton pada 2022/23 karena kekeringan, dari perkiraan semula 48 juta ton.

Sumber: Reuters

Baca juga: Mendag sebut RI impor 350 ribu ton kedelai atasi kenaikan harga

Baca juga: Produsen siasati kenaikan harga kedelai dengan kurangi ukuran tempe