BKKBN pastikan pelatihan TPK perkuat pendampingan bagi keluarga
15 Februari 2023 12:15 WIB
Sejumlah anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK) mengikuti pengarahan selama pelatihan tahun 2023 di Kabupaten Serang, Banten. (ANTARA/HO-BKKBN)
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memastikan semua bentuk pelatihan dan pembekalan pengetahuan yang diberikan pada Tim Pendamping Keluarga (TPK) mampu memperkuat pendampingan bagi setiap keluarga agar terhindar dari stunting.
“BKKBN telah membentuk 200 ribu TPK di seluruh Indonesia sebagai upaya pencegahan stunting, yang berbasis keluarga melibatkan unsur masyarakat di desa dan kelurahan. Melalui BKKBN perwakilan provinsi, ada sebanyak 600 ribu anggota TPK dan terdiri dari bidan, kader PKK dan kader KB,” kata Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Provinsi Banten Nurziky dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Ia menuturkan tujuan dari orientasi dan pelatihan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota TPK dalam menjalankan tugas.
Beberapa tugas TPK yang ia sebutkan di antaranya memastikan sasaran keluarga yang akan didampingi, melakukan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting dan memberikan rujukan apabila diperlukan.
“TPK merupakan ujung tombak dan kunci keberhasilan pencegahan dan percepatan penurunan stunting,” kata dia.
Baca juga: Kepala BKKBN minta pelatihan bagi TPK rampung pada Maret 2023
Dia menjelaskan keluarga memiliki peran besar mencegah stunting pada anak, yakni melalui penyediaan makanan bergizi seimbang dan berkualitas serta memastikan diterapkan pola asuh berkualitas di keluarga terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) seorang anak.
Selain itu, katanya, pencegahan stunting harus dimulai sejak calon ibu masih remaja sehingga ketika ibu mengalami masa kehamilan, tidak akan terkena anemia karena telah diantisipasi dari risiko bayi lahir stunting.
Nurziky memastikan setiap anggota yang tergabung dalam tim mampu melakukan deteksi dini terjadinya stunting dan menjadi garda terdepan dalam memberikan pendampingan, pengetahuan, dan dukungan kepada para ibu sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun.
Jumlah anggota TPK yang telah dilatih di Provinsi Banten pada 2023 mencapai 24.408 orang, sedangkan di Kabupaten Serang, pelatihan dilaksanakan mulai 13-16 Februari 2023 dengan total 3.750 peserta.
Hasil pemutakhiran data TPK, terlihat bahwa jumlah bidan dalam tim masih minim untuk Kabupaten Serang. Wilayah itu hanya memiliki 352 bidan dari 3.750 anggota yang terdaftar mengikuti pelatihan.
Sesuai dengan arahan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, BKKBN telah menargetkan bahwa segala bentuk pelatihan bagi TPK di seluruh pelosok Indonesia rampung pada Maret 2023.
Baca juga: BKKBN: TPK bantu pengelolaan DAK protein hewani guna atasi stunting
Baca juga: BKKBN perkuat kompetensi Tim Pendamping Keluarga di Jawa Timur
Baca juga: BKKBN: Pengetahuan TPK dan audit stunting pada 2022 belum optimal
“BKKBN telah membentuk 200 ribu TPK di seluruh Indonesia sebagai upaya pencegahan stunting, yang berbasis keluarga melibatkan unsur masyarakat di desa dan kelurahan. Melalui BKKBN perwakilan provinsi, ada sebanyak 600 ribu anggota TPK dan terdiri dari bidan, kader PKK dan kader KB,” kata Pelaksana Tugas Kepala BKKBN Provinsi Banten Nurziky dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Ia menuturkan tujuan dari orientasi dan pelatihan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota TPK dalam menjalankan tugas.
Beberapa tugas TPK yang ia sebutkan di antaranya memastikan sasaran keluarga yang akan didampingi, melakukan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting dan memberikan rujukan apabila diperlukan.
“TPK merupakan ujung tombak dan kunci keberhasilan pencegahan dan percepatan penurunan stunting,” kata dia.
Baca juga: Kepala BKKBN minta pelatihan bagi TPK rampung pada Maret 2023
Dia menjelaskan keluarga memiliki peran besar mencegah stunting pada anak, yakni melalui penyediaan makanan bergizi seimbang dan berkualitas serta memastikan diterapkan pola asuh berkualitas di keluarga terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) seorang anak.
Selain itu, katanya, pencegahan stunting harus dimulai sejak calon ibu masih remaja sehingga ketika ibu mengalami masa kehamilan, tidak akan terkena anemia karena telah diantisipasi dari risiko bayi lahir stunting.
Nurziky memastikan setiap anggota yang tergabung dalam tim mampu melakukan deteksi dini terjadinya stunting dan menjadi garda terdepan dalam memberikan pendampingan, pengetahuan, dan dukungan kepada para ibu sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun.
Jumlah anggota TPK yang telah dilatih di Provinsi Banten pada 2023 mencapai 24.408 orang, sedangkan di Kabupaten Serang, pelatihan dilaksanakan mulai 13-16 Februari 2023 dengan total 3.750 peserta.
Hasil pemutakhiran data TPK, terlihat bahwa jumlah bidan dalam tim masih minim untuk Kabupaten Serang. Wilayah itu hanya memiliki 352 bidan dari 3.750 anggota yang terdaftar mengikuti pelatihan.
Sesuai dengan arahan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, BKKBN telah menargetkan bahwa segala bentuk pelatihan bagi TPK di seluruh pelosok Indonesia rampung pada Maret 2023.
Baca juga: BKKBN: TPK bantu pengelolaan DAK protein hewani guna atasi stunting
Baca juga: BKKBN perkuat kompetensi Tim Pendamping Keluarga di Jawa Timur
Baca juga: BKKBN: Pengetahuan TPK dan audit stunting pada 2022 belum optimal
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023
Tags: