Densus 88 sita busur panah dari rumah terduga teroris JI di Palembang
14 Februari 2023 18:58 WIB
Sebuah rumah milik seorang terduga teroris jaringan Jemaah Islamiyah (JI) di Tanjung Barangan, Ilir Barat 1, Kota Palembang, Sumatera Selatan, yang digeledah oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Selasa (14/2/2023). ANTARA/M. Riezko Bima Elko P.
Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Personel Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menyita sebuah busur panah, puluhan buku, dan tiga jaket berlambang organisasi tertentu dari rumah seorang terduga teroris jaringan Jemaah Islamiyah (JI) di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Penyitaan tersebut dilakukan Tim Densus 88 Antiteror dalam operasi penggeledahan sebuah rumah terduga teroris, yakni seorang pria berinisial IR alias Ibad (30), berlokasi di kompleks Tanjung Barangan Asri, Blok E1, Ilir Barat 1, Palembang, Selasa.
Ketua RT 004/003 Tanjung Barangan Palembang Sukarya Darmawan saat ditemui di lokasi, Selasa, membenarkan adanya operasi dan penyitaan ketiga jenis barang dari rumah seorang warganya berinisial IR itu.
Sukarya mengaku menyaksikan langsung peristiwa penggeledahan dan penyitaan tersebut sebab personel Densus 88 Antiteror memintanya menjadi saksi bersama ketua RW setempat.
"Ya, hanya kami berdua saja (orang sipil) yang diminta menyaksikan penggeledahan dan penyitaan tiga jenis barang itu oleh tim Densus," kata dia.
Ia menyebutkan ada sekitar 10 orang anggota Densus 88 masing-masing berseragam lengkap dan berpakaian sipil yang melaksanakan operasi penggeledahan.
Operasi tersebut berlangsung cepat dan lugas, ditaksir tidak lebih lebih 1,5 jam, mulai sekitar pukul 10.30 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB.
Baca juga: Densus tangkap enam terduga teroris kelompok JI Sumsel
Baca juga: Hoaks! Densus 88 tangkap Cak Nun
Menurut dia, dalam waktu yang singkat itu, hampir semua sisi ruangan di rumah tersebut tidak luput dari penggeledahan aparat berwajib yang dipandu oleh seseorang melalui saluran panggilan video.
"Saya tidak tahu dalam video itu siapa? Apakah saudara IR atau bukan? Kami tidak ada yang boleh merekam cuma menyaksikan. Ini tercantum dalam surat perintah yang mereka (Densus 88) kasih lihat kepada saya," kata Sukarya yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Palembang.
Pada saat penggeledahan, dia mendapati di dalam rumah bertipe 36 itu istri dan seorang anak dari terduga teroris IR.
Dari informasi yang disampaikan kepada Sukarya, IR adalah terduga teroris jaringan JI yang ditangkap Densus 88 di Provinsi Lampung beberapa hari yang lalu.
Sukarya mengatakan bahwa tim Densus 88 membawa ketiga jenis barang dari dalam rumah menggunakan 2 unit mobil minibus warna hitam bernomor polisi wilayah Provinsi Lampung.
Ia mengatakan pula bahwa IR sekitar satu tahun meninggalkan kompleks Tanjung Barangan Asri, Palembang.
Sebelumnya, lanjut dia, yang bersangkutan dikenal warga setempat sehari-hari mengajar ngaji dan berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan di masjid kompleks, Masjid Ar Rahmah.
"Dia orangnya baik, ramah, dan pemurah, bahkan sering membagikan susu kedelai kepada warga. Dia di sini cukup rutin menggelar kegiatan rukun warga seperti pengajian, syukuran, dan hajatan. Nah, IR ini tidak pernah mau menampakkan muka saat difoto," kata Sukarya.
Berdasarkan pantauan, usai tim Densus 88 melakukan penggeledahan rumah berwarna hijau yang rimbun tanaman hias itu tampak sepi dan tidak ada aktivitas apa pun.
Penyitaan tersebut dilakukan Tim Densus 88 Antiteror dalam operasi penggeledahan sebuah rumah terduga teroris, yakni seorang pria berinisial IR alias Ibad (30), berlokasi di kompleks Tanjung Barangan Asri, Blok E1, Ilir Barat 1, Palembang, Selasa.
Ketua RT 004/003 Tanjung Barangan Palembang Sukarya Darmawan saat ditemui di lokasi, Selasa, membenarkan adanya operasi dan penyitaan ketiga jenis barang dari rumah seorang warganya berinisial IR itu.
Sukarya mengaku menyaksikan langsung peristiwa penggeledahan dan penyitaan tersebut sebab personel Densus 88 Antiteror memintanya menjadi saksi bersama ketua RW setempat.
"Ya, hanya kami berdua saja (orang sipil) yang diminta menyaksikan penggeledahan dan penyitaan tiga jenis barang itu oleh tim Densus," kata dia.
Ia menyebutkan ada sekitar 10 orang anggota Densus 88 masing-masing berseragam lengkap dan berpakaian sipil yang melaksanakan operasi penggeledahan.
Operasi tersebut berlangsung cepat dan lugas, ditaksir tidak lebih lebih 1,5 jam, mulai sekitar pukul 10.30 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB.
Baca juga: Densus tangkap enam terduga teroris kelompok JI Sumsel
Baca juga: Hoaks! Densus 88 tangkap Cak Nun
Menurut dia, dalam waktu yang singkat itu, hampir semua sisi ruangan di rumah tersebut tidak luput dari penggeledahan aparat berwajib yang dipandu oleh seseorang melalui saluran panggilan video.
"Saya tidak tahu dalam video itu siapa? Apakah saudara IR atau bukan? Kami tidak ada yang boleh merekam cuma menyaksikan. Ini tercantum dalam surat perintah yang mereka (Densus 88) kasih lihat kepada saya," kata Sukarya yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Palembang.
Pada saat penggeledahan, dia mendapati di dalam rumah bertipe 36 itu istri dan seorang anak dari terduga teroris IR.
Dari informasi yang disampaikan kepada Sukarya, IR adalah terduga teroris jaringan JI yang ditangkap Densus 88 di Provinsi Lampung beberapa hari yang lalu.
Sukarya mengatakan bahwa tim Densus 88 membawa ketiga jenis barang dari dalam rumah menggunakan 2 unit mobil minibus warna hitam bernomor polisi wilayah Provinsi Lampung.
Ia mengatakan pula bahwa IR sekitar satu tahun meninggalkan kompleks Tanjung Barangan Asri, Palembang.
Sebelumnya, lanjut dia, yang bersangkutan dikenal warga setempat sehari-hari mengajar ngaji dan berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan di masjid kompleks, Masjid Ar Rahmah.
"Dia orangnya baik, ramah, dan pemurah, bahkan sering membagikan susu kedelai kepada warga. Dia di sini cukup rutin menggelar kegiatan rukun warga seperti pengajian, syukuran, dan hajatan. Nah, IR ini tidak pernah mau menampakkan muka saat difoto," kata Sukarya.
Berdasarkan pantauan, usai tim Densus 88 melakukan penggeledahan rumah berwarna hijau yang rimbun tanaman hias itu tampak sepi dan tidak ada aktivitas apa pun.
Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023
Tags: