Ganjar dorong benih Srinuk segera diedarkan tingkatkan produksi padi
14 Februari 2023 17:34 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai Rapat Koordinasi Evaluasi Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Semarang, Selasa (14/2/2023). ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng
Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong agar benih padi Srinuk yang merupakan beras varietas unggulan segera diedarkan sehingga jumlah produksi padi meningkat.
“Jadi benih Srinuk asal Klaten yang bagus itu segera diedarkan. Kalau itu masuk dalam kategori yang unggul dan menarik, kenapa tidak untuk kita pakai," kata Ganjar usai Rapat Koordinasi Evaluasi Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Semarang, Selasa.
Varietas beras Rojolele Srinuk telah dikembangkan Pemkab Klaten bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Benih beras Rojolele Srinuk memiliki berbagai keunggulan di antaranya, masa panen yang cenderung singkat dan tahan penyakit, serta memiliki keunggulan rasa dan tekstur yang pulen.
Menurut Ganjar, Indonesia harus punya benih unggul untuk membantu meningkatkan produktivitas padi daerah sehingga dirinya mendorong Kementerian Pertanian, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama-sama menciptakan benih padi yang bagus.
“Kami coba dorong, umpama ada banyak lembaga riset yang ada di Kementerian Pertanian, cukup banyak, ada BRIN yuk kita bikin benih unggul. Indonesia untuk tanaman pangan harus punya benih unggul sendiri," ujarnya.
Berdasarkan data Distanbun Jateng, produktivitas pertanian untuk tanaman padi berada di kisaran 5,6 juta ton per hektare.
Menurut Ganjar, produktivitas tersebut harus ditingkatkan agar capaian Jateng sebagai provinsi dengan lumbung beras nasional tetap terjaga.
“Kalau bicara produktivitas, ya tantangan kami masih berat. Ditambah sekarang perubahan iklim memang membikin situasi pertanian kita berubah, apakah itu penyakit, apakah kemudian kualitas, dan sebagainya,” katanya.
Terkait dengan upaya peningkatan produktivitas padi, Ganjar juga akan berkomunikasi ke para petani terkait pola tanam masing-masing agar luas panennya merata serta berencana menggabungkan pupuk urea dan organik sebagai bahan produksi padi.
"Urea untuk kebutuhan kami itu 1.004.750,89 ton, ini kebutuhannya. Alokasi yang bisa diberikan kepada kami 74,05 persen. Artinya kami memang kurang untuk urea, maka apa yang mesti kami lakukan? Di beberapa tempat mulai kami dorong untuk gabungkan dengan pupuk organik," ujarnya.
Ganjar berharap stok beras Jateng semakin melimpah dengan peningkatan produktivitas pertanian ini.
Dirinya akan mengontrol langsung hasil panen padi ke daerah-daerah di Jateng.
"Saya akan cek lagi ke beberapa daerah yang kemarin sudah panen, agar kemudian masyarakat bisa tahu, cadangannya bisa kami pantau termasuk di bakul-bakul," katanya.
Rojolele Srinuk telah mendapatkan surat keputusan pelepasan dari Kementerian Pertanian dengan nomor 481/HK.540/C/10/2019.
Selain itu, merk ini juga telah mendapat Hak Pelindungan Varietas Tanaman (PVT) dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPT) Kementan nomor 00551/PPVT/S/2022.
Sebagai informasi, Jateng juga memiliki Program Peningkatan Indeks Pertanaman yang melalui program itu, luas panen di Jateng juga naik 1,79 persen dibanding pada 2020.
Awalnya hanya sekitar 1,67 juta hektare menjadi 1,70 juta hektare pada 2021 dan terus meningkat pada 2022.
Baca juga: Ganjar berupaya turunkan harga beras-minyak tekan inflasi
Baca juga: Survei: Elektabilitas Ganjar tertinggi
Baca juga: BKKBN minta daerah replikasikan penanganan tengkes di Jateng
“Jadi benih Srinuk asal Klaten yang bagus itu segera diedarkan. Kalau itu masuk dalam kategori yang unggul dan menarik, kenapa tidak untuk kita pakai," kata Ganjar usai Rapat Koordinasi Evaluasi Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Semarang, Selasa.
Varietas beras Rojolele Srinuk telah dikembangkan Pemkab Klaten bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Benih beras Rojolele Srinuk memiliki berbagai keunggulan di antaranya, masa panen yang cenderung singkat dan tahan penyakit, serta memiliki keunggulan rasa dan tekstur yang pulen.
Menurut Ganjar, Indonesia harus punya benih unggul untuk membantu meningkatkan produktivitas padi daerah sehingga dirinya mendorong Kementerian Pertanian, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama-sama menciptakan benih padi yang bagus.
“Kami coba dorong, umpama ada banyak lembaga riset yang ada di Kementerian Pertanian, cukup banyak, ada BRIN yuk kita bikin benih unggul. Indonesia untuk tanaman pangan harus punya benih unggul sendiri," ujarnya.
Berdasarkan data Distanbun Jateng, produktivitas pertanian untuk tanaman padi berada di kisaran 5,6 juta ton per hektare.
Menurut Ganjar, produktivitas tersebut harus ditingkatkan agar capaian Jateng sebagai provinsi dengan lumbung beras nasional tetap terjaga.
“Kalau bicara produktivitas, ya tantangan kami masih berat. Ditambah sekarang perubahan iklim memang membikin situasi pertanian kita berubah, apakah itu penyakit, apakah kemudian kualitas, dan sebagainya,” katanya.
Terkait dengan upaya peningkatan produktivitas padi, Ganjar juga akan berkomunikasi ke para petani terkait pola tanam masing-masing agar luas panennya merata serta berencana menggabungkan pupuk urea dan organik sebagai bahan produksi padi.
"Urea untuk kebutuhan kami itu 1.004.750,89 ton, ini kebutuhannya. Alokasi yang bisa diberikan kepada kami 74,05 persen. Artinya kami memang kurang untuk urea, maka apa yang mesti kami lakukan? Di beberapa tempat mulai kami dorong untuk gabungkan dengan pupuk organik," ujarnya.
Ganjar berharap stok beras Jateng semakin melimpah dengan peningkatan produktivitas pertanian ini.
Dirinya akan mengontrol langsung hasil panen padi ke daerah-daerah di Jateng.
"Saya akan cek lagi ke beberapa daerah yang kemarin sudah panen, agar kemudian masyarakat bisa tahu, cadangannya bisa kami pantau termasuk di bakul-bakul," katanya.
Rojolele Srinuk telah mendapatkan surat keputusan pelepasan dari Kementerian Pertanian dengan nomor 481/HK.540/C/10/2019.
Selain itu, merk ini juga telah mendapat Hak Pelindungan Varietas Tanaman (PVT) dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPT) Kementan nomor 00551/PPVT/S/2022.
Sebagai informasi, Jateng juga memiliki Program Peningkatan Indeks Pertanaman yang melalui program itu, luas panen di Jateng juga naik 1,79 persen dibanding pada 2020.
Awalnya hanya sekitar 1,67 juta hektare menjadi 1,70 juta hektare pada 2021 dan terus meningkat pada 2022.
Baca juga: Ganjar berupaya turunkan harga beras-minyak tekan inflasi
Baca juga: Survei: Elektabilitas Ganjar tertinggi
Baca juga: BKKBN minta daerah replikasikan penanganan tengkes di Jateng
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
Tags: